Dejurnal.com, Bandung – Pariwisata di tanah air ke depan akan lebih bergeser ke alam terbuka dan memperhatikan keberlanjutan dari lingkungan dan inovasi serta teknologi.
Demikian disampaikan Fadjar Hutomo Deputi Bidang Industri dan Investasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, saat dihubungi wartawan usai memberi sambutan pada acara pembukaan wisata Bobocabin di Rancaupas, Desa Patengan Kecamatan Rancabali Kab. Bandung, Senin (15/2/2021).
Ide Bobocabin sendiri, kata Fajar, adalah sarana camping yang mengedepankan teknologi modern. Sehingga ia mengapresiasi konsep ide Bobocabin.
Fadjar mengatakan, di tengah pandemi Covid 19. para pelaku usaha pariwisata harus mampu menyesuaikan diri dengan keadaan, agar pariwisata bisa tumbuh.
“Apa yang ditampakkan oleh Bobocabin ini adalah salah satu bentuk inovasi. Termasuk juga penggunaan digital teknologi dan sebagainya,” kata Fadjar.
Ia menjelaskan, alam sudah memberikan atraksinya, tinggal akomodasinya dan dengan mobility dari infrastruktur dengan propertinya sendiri kan bisa diterapkan dimana saja.
Fadjar berharap para pelaku usaha pariwisata di Kabupaten Bandung, bisa terus menjalin komunikasi dengan stakeholder lainnya seperti perhutani, perkebunan atau kelautan bagi pariwisata yang bernuansa lautan.
CEO dan Co-Founder Bobobox, Indra Gunawan mengatakan, untuk menikmati camping di Bobocabin taripnya Rp 500 ribu, fasilitasnya tempat tidur ukuran besa untuk kenyaman istirahat, kebersihannya sangat terjaga, serta tersedia Wifi untuk berkomunikasi.
“Outdoor activities sedang booming. Jadi banyak orang-orang lagi pengen outdoor camping, ada demand domestik yang sangat tinggi. Maka kita membuat sebuah inovasi baru dengan teknologi yang sudah sukses kita lakukan di box hotel. Kita buat bentuknya cabin, bagaimana orang bisa booking pakai aplikasi, jadi secara operasional jadinya lebih efisien,” terang Indra.
Bupati Bandung Dadang M Naser yang menyempatkan meninjau Bobocabin, mengapresiasi pula. Karena camping di Bobocabin ini menggunakan konsep modern.
Dadang M Naser memastikan objek wisata tetap bisa beroperasi selama pandemi, asal tetap menatuhi protokol kesehatan.**Sopandi