Dejurnal.com, Bandung – Dalam Kalender of Event 2021 Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Bandung seharusnya hari ini, Rabu (18/8)2021) diselenggarakan Pesta Rakyat “World Dance Day”, namun karena PPKM level 4 pulau Jawa dan Bali terpaksa kegiatan ini ditunda.
Kepala Disparbud Kabupaten Bandung H. Yosep Nugraha mengatakan, kegiatan pesta rakyat ditunda karena situasi PPKM level 4 melarang kegiatan yang menimbulkan kerumunan.
“Kegiatan World Dance Day terpaksa ditunda karena kita berada di level 4, dilarang untuk mengadakan aktivitas sosial, budaya, kesenian yang menimbulkan kerumunan banyak orang. World Dance Day itu walaupun tanpa penonton pasti menimbulkan banyak orang karena melibatkan banyak peserta penari, karena direncanakan 1.500 sampai 2.000 penari, ” terang Yosep di kantornya, Rabu (18/8/2021).
Sebenarnya, Yosep sudah memberikan alternatif pilihan kepada para pelaku seni akan pelaksanakan secara virtual hibrid atau bagaimana.
“Kalau secara virtual di masa PPKM masih bisa dilakukan. Tetapi karena pesertanya tidak hanya dari dalam daerah, tapi melibatkan juga dari luar daerah seperti Jakarta, Sulawesi, Jawa, dan Bali yang sepakat mereka mau melaksanakannya secara tatap muka, maka pelaksanaannya ditunda sampai memungkinkan dilaksanakan,” kata Yosep.
Untuk Pasanggiri Jajaka dan Mojang Kabupaten Bandung yang dalam event kalender Disparbud Kabupaten Bandung digelar 6 Agustus 2021, juga tidak bisa digelar. Namun, masih bisa mengirim utusan Jajaka dan Mojang ke tingkat Jabar.
“Untuk Pasanggiri Mojang dan Jajaka (Moka) kita masih bisa mengirim utusan ke tingkat Jabar. Camar dan Tasa, satu pasang Mojang dan Jajaka Kabupaten Bandung ke tingkat Provinsi Jawa Barat. Sepasang Moka ini hasil seleksi tahun 2019, karena di tahun 2020 dan 2021 kami tidak menyelenggarakan Pasanggiri Moka, ” kata Yosep.
Yosep menghimbau kepada para seniman untuk tetap berkreasi di bidangnya masing-masing dan bisa memanfaatkan teknologi dan informasi supaya mampu memasarkan karyanya secara digital, serta membantu pemerintah dalam mengkampanyekan protokol kesehatan dalam menghadapi pandemi .
“Dengan disiplin protokol kesehatan, diharapkan kondisi pandemi membaik, sehingga membuka ruang kebijakan untuk relaksasi ajtivitas bagi para seniman dan budayawan. Karena sekarang hambatannya adalah kebijakan ruang dan waktu untuk melaksanakan aktivitas dengan banyak orang,” pungkas Kadis. ***Sopandi