Ciamis, deJurnal,- Suasana penuh kehangatan dan nuansa budaya khas Galuh menyambut kedatangan Penasehat Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kabupaten Ciamis, Hj. Kania Ernawati Herdiat, bersama rombongan tim penilai dalam kegiatan Re-Checking Kebon TIPIKOR (Tatanen di Pipir Kantor) di lingkungan Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga (Disbudpora) Kabupaten Ciamis, Rabu (29/10/2025).
Kegiatan tersebut merupakan tahap akhir dari program Pemanfaatan Lahan Perkantoran untuk Ketahanan Pangan yang diikuti oleh seluruh DWP perangkat daerah dan kecamatan se-Kabupaten Ciamis. Disbudpora menjadi salah satu lokasi yang menonjol karena kreativitas dan kekhasan konsep kebunnya yang menggabungkan edukasi lingkungan, ketahanan pangan, dan nilai budaya lokal.
Tim DWP Kabupaten Ciamis disambut dengan rangkaian penyambutan bernuansa budaya Galuh. Kehangatan penyambutan semakin terasa dengan iringan musik tradisional.
Dalam arahannya, Hj. Kania menegaskan bahwa program Kebon TIPIKOR bukan hanya tentang menanam tanaman, melainkan menanam kesadaran dan semangat berkelanjutan di setiap keluarga.
“Ketahanan pangan nasional itu berawal dari rumah. Kalau ibu-ibu di DWP bisa menanam sayur, cabai, atau bawang merah di pekarangan kantor, berarti di rumah pun bisa. Tidak harus lahan luas cukup dengan polibag atau hidroponik. Yang penting ada niat dan kesungguhan,” ujarnya
Menurutnya, DWP memiliki peran strategis sebagai motor penggerak perubahan sosial dan edukasi lingkungan di tingkat keluarga.
Ia berharap agar hasil pembelajaran dari program TIPIKOR dapat terus diterapkan dan dikembangkan di rumah masing-masing anggota.
“Kita mulai dari hal kecil di lingkungan kerja, lalu diteruskan di rumah. Dari situ akan tumbuh rasa tanggung jawab, cinta alam, dan kepedulian terhadap ketahanan pangan keluarga. Kalau semua keluarga kuat, maka ketahanan pangan daerah pun akan kuat,” jelasnya.
Lebih jauh, Hj. Kania menuturkan bahwa kegiatan bertanam mengajarkan banyak nilai kehidupan mulai dari kesabaran, kerja keras, hingga rasa syukur.
“Tanaman tidak tumbuh instan, butuh dirawat, disiram, dipupuk dengan sabar. Begitu juga dengan kehidupan dan organisasi. Kita belajar bahwa hasil baik memerlukan proses dan ketulusan,” katanya.
Lebih lanjut Hj. Kania menyampaikan bahwa kegiatan tersebut sejalan dengan semangat pelestarian budaya dan keberlanjutan lingkungan, yang merupakan bagian penting dari visi pembangunan Kabupaten Ciamis di bawah kepemimpinan Bupati Dr. H. Herdiat Sunarya.
“Gerakan seperti ini sejalan dengan visi Kabupaten Ciamis yang maju dan berkelanjutan. DWP adalah bagian dari penggeraknya, karena kita tidak hanya menanam tanaman, tapi juga menanam karakter dan nilai kehidupan,” ucapnya.
Sementara itu, Ketua DWP Kabupaten Ciamis Hj. Syarifah Andang menuturkan bahwa kegiatan ini menjadi ruang pembelajaran yang menyatukan teori dan praktik secara langsung.
“Dari menanam, kita belajar banyak hal. Tentang kesabaran, syukur, dan bagaimana mencintai alam. Tidak semua tanaman tumbuh sama, tapi semuanya punya waktunya untuk berbuah seperti halnya perjuangan kita,” katanya.
Ia juga menekankan agar hasil kegiatan TIPIKOR ke depan tidak hanya berhenti di tahap lomba, melainkan dapat dikembangkan menjadi program sosial berkelanjutan, seperti membagikan hasil panen kepada masyarakat yang membutuhkan atau mengadakan bazar hasil tanam dan olahan DWP.
Dalam kesempatan itu, Ny. Komalawati Dian Budiyana, Ketua DWP Disbudpora Kabupaten Ciamis, menyampaikan paparan mengenai konsep dan filosofi Kebon TIPIKOR yang dikelola pihaknya.
Menurutnya, kebun yang dibangun di halaman kantor Disbudpora bukan sekadar ajang penghijauan, tetapi juga media pembelajaran nilai-nilai kehidupan dan pelestarian budaya.
“Kami menamai ini bukan sekadar kebun, tetapi ruang hidup yang mempersatukan nilai kerja keras, gotong royong, dan cinta lingkungan,” ujarnya
Komalawati menjelaskan bahwa kebun Tipikor ditata dengan sistem tumpang sari sederhana terdiri dari sayuran seperti cabai, kangkung, sawi, dan tomat, serta tanaman obat keluarga seperti jahe, serai, dan lengkuas.
Penyiraman dilakukan rutin setiap tiga hari sekali, dengan pemupukan alami berbasis kompos hasil olahan mandiri anggota DWP Disbudpora.
“Kami tidak hanya menanam, tapi juga belajar mengelola limbah organik dari kantor untuk dijadikan pupuk. Ini bentuk kecil dari kontribusi kami dalam menjaga keseimbangan alam,” terangnya.
Komalawati juga menuturkan bahwa setiap anggota DWP diberikan tanggung jawab merawat satu jenis tanaman agar tumbuh rasa memiliki dan tanggung jawab bersama.
“Kami ingin ibu-ibu belajar bahwa merawat tanaman itu seperti merawat keluarga. Butuh perhatian, kesabaran, dan ketulusan. Kalau dirawat dengan hati, hasilnya akan memuaskan,” ucapnya
Selain itu, kebun tersebut dihiasi ornamen bambu dan pajangan etnik khas Sunda, mencerminkan kolaborasi antara pelestarian lingkungan dan budaya.
“Kami sengaja memasukkan unsur budaya agar nilai-nilai lokal tidak hilang. Budaya adalah akar kehidupan, dan dari akar itulah tanaman serta nilai tumbuh dengan kuat,” tambahnya.
Komalawati juga menyampaikan terima kasih atas dukungan DWP Kabupaten Ciamis dan arahan Hj. Kania Ernawati Herdiat yang terus mendorong agar DWP menjadi wadah pemberdayaan perempuan yang produktif dan inspiratif.
“Motivasi dari Ibu Penasehat menjadi penyemangat kami. Kami ingin menunjukkan bahwa DWP bukan hanya organisasi pendamping, tetapi juga pelaku nyata dalam gerakan hijau dan ketahanan pangan,” pungkasnya. (Nay Sunarti)












