Ciamis, deJurnal,- Peringatan satu tahun wafatnya Wakil Bupati Ciamis, terpilih, H. Yana D. Putra, berlangsung penuh kehangatan emosional dan suasana khidmat di Pendopo Kabupaten Ciamis. Selasa (25/11/2025)
Tidak hanya menjadi momen doa bersama, pengajian juga menjadi ruang untuk mengenang kedekatan almarhum dengan para sahabatnya, termasuk tokoh yang memimpin tausiyah hari itu, H. Dr. Fadlil Yani Ainusyamsi, MBA, M.Ag, CWC, atau yang akrab dikenal sebagai Kang Icep.
Bukan tanpa alasan Kang Icep didapuk memberikan tausiyah sekaligus memimpin doa. Hubungannya dengan almarhum bukan sebatas ulama dan pejabat daerah, melainkan kedekatan yang dibangun atas dasar saling hormat, komunikasi yang hangat, serta interaksi spiritual yang terjalin bertahun-tahun.
“Almarhum merupakan sosok yang selalu membuka diri untuk berdiskusi, meminta pandangan, dan tak jarang datang ke pesantren hanya untuk sekadar menenangkan hati di tengah kesibukan pemerintahannya,” ungkap Kang Icep
Kedekatan itu membuat suasana tausiyah begitu menyentuh, diliputi rasa kehilangan namun juga penuh penghormatan.
Dalam ceramahnya, Kang Icep tidak hanya menyampaikan nasihat agama, tetapi juga menggambarkan bagaimana nilai-nilai kebaikan almarhum begitu nyata dan disaksikan langsung olehnya.
Kang Icep menyoroti enam nilai keteladanan yang menurutnya merupakan inti kepribadian H. Yana D. Putra yaitu:
1. At-Ta’ah, Ketaatan dan kedisiplinan almarhum dalam beribadah, bahkan di tengah padatnya tugas pemerintahan.
2. Al-Fadhlu, Keutamaan budi pekerti dan totalitasnya dalam melayani masyarakat.
3. Al-Inabah, Kebiasaan untuk selalu kembali kepada jalan kebenaran setiap kali mengambil keputusan.
4. Al-Hazm, Ketegasan yang tidak pernah lepas dari pertimbangan matang dan ketulusan.
5. An-Najdah, Sifat suka menolong tanpa memandang latar belakang siapapun yang datang.
6. As-Syaja’ah, Keberanian menghadapi tantangan, baik dalam kehidupan pribadi maupun dalam amanah jabatan.
Menurut Kang Icep, nilai-nilai tersebut bukan sekadar konsep, melainkan sifat nyata yang ia lihat langsung dalam keseharian almarhum.
“Almarhum H. Yana adalah pemimpin yang hatinya lembut namun pendiriannya kuat. Ia hadir bukan hanya dengan jabatan, tetapi dengan keteladanan. Ketaatannya, keberaniannya, dan kepeduliannya adalah nilai yang tidak lekang oleh waktu,” ujarnya.
Kedalaman hubungan spiritual antara Kang Icep dan almarhum terlihat saat pembacaan Doa Ayatul Hirzhi was Syifā.
Doa yang kerap diamalkan para ulama, termasuk Imam As-Syafi’i, memiliki makna perlindungan bagi yang telah wafat serta penyembuhan bagi yang masih hidup.
“Doa Ayatul Hirzhi was Syifā dipilih bukan sekadar ritual keagamaan, tetapi bentuk penghormatan mendalam atas pribadi almarhum yang selalu menjadikan ayat-ayat Al-Qur’an sebagai pegangan hidup,” tutur Kang Icep
Suasana spiritual yang mendalam semakin terasa saat Doa Ayatul Hirzhi was Syifā yang dipimpin Kang Icep tidak hanya dibacakan secara bergantian, melainkan dilantunkan serempak oleh seluruh jamaah.
Lembaran Doa Ayatul Hirzi disiapkan dan diperbanyak serta dibagikan kepada seluruh jamaah agar setiap orang dapat membacanya secara serempak atas inisiatif Kabag Kesra, H. Anwar.
Pembagian lembaran doa tersebut agar doa dan wirid dapat diamalkan pula oleh para jamaah setelah acara berlangsung. Lembaran doa dipegang oleh setiap peserta pengajian, sehingga bacaan doa dapat diikuti dengan satu suara.
Ketika ayat-ayat tersebut mulai dilantunkan,dengan khusyuk oleh para jamaah, Bupati Ciamis Dr. H Herdiat Sunarya, para pejabat, tamu undangan juga diikuti istri almarhum Gita Griselda pendopo seketika bergemuruh.
Suara ratusan jamaah yang membaca doa secara bersamaan tersebut, menghadirkan atmosfer spiritual yang begitu kuat dan menyentuh. Getaran lantunan doa seolah mengisi setiap sudut ruangan, mengikat seluruh hadirin dalam kekhidmatan yang sama.
Khusyuknya suasana mempertegas kedalaman doa yang dipanjatkan untuk almarhum, sekaligus menggambarkan betapa besar cinta dan penghormatan masyarakat kepada sosok H. Yana D. Putra.
Doa bersama menjadi puncak momen kebersamaan, di mana rasa kehilangan, kerinduan, dan penghargaan menyatu dalam lantunan ayat-ayat suci.
Dalam momen tersebut juga menciptakan suasana haru yang menyatukan keluarga, sahabat, dan masyarakat dalam satu perasaan, kehilangan seorang pemimpin baik hati, namun sekaligus rasa syukur atas keteladanan yang ditinggalkannya.
Peringatan satu tahun wafatnya H. Yana D. Putra menurut Kang Icep bukan sekadar rangkaian pengajian, tetapi juga penegasan bahwa nilai-nilai kebaikan almarhum masih hidup dan dirasakan oleh banyak orang, termasuk mereka yang pernah dekat dengannya seperti Kang Icep.
“Melalui tausiyah yang jujur dan penuh kedekatan emosional ini, semoga masyarakat selalu mengingat bahwa kepemimpinan almarhum bukan hanya soal jabatan, tetapi warisan keteladanan yang patut terus diteladani,” pungkasnya (Nay Sunarti)











