Dejurnal.com, Garut – Keluarga almarhum AF (19) mengadakan jumpa pers dengan beberapa media terkait penanganan kematian AF yang tiba-tiba ditangani dengan Standar Operasional Covid-19, padahal dari awal mula tak ada informasi AF sebagai ODP.
Salah satu kakak AF, Fajar menjelaskan dalam jumpa pers yang digelar di Cafe Jayaraga bahwa adiknya AF sakit dan dibawa ke salah satu klinik di Samarang pada pukul 13.00 WIB, Minggu malam (7/6/2020).
“Sampai sore hari, pihak klinik tidak bicara apa-apa kepada keluarga terkait hasil diagnosa kepada adik saya AF,” ujarnya.
Pihak klinik, lanjut Fajar, hanya menyatakan bahwa mereka tidak sanggup untuk menangani adik saya dan harus dirujuk ke salah satu rumah sakit swasta.
“Biayanya sehari 10 juta, sanggup?” ujar Fajar menirukan pernyataan dari klinik.
Kami, lanjut Fajar, menyanggupi biaya yang disebutkan tersebut karena yang penting adik kami bisa ditangani dengan baik.
“AF sudah siap berangkat ke rumah sakit swasta yang direkom klinik tersebut,” cetusnya.
Namun, tambah Fajar, tiba-tiba ada pemberitahuan dari pihak klinik bahwa rumah sakit swasta yang direkom penuh dan salah satu perawat menyatakan dipindah ke RS Garut karena sudah menelepon pihak RS Garut.
“Ambulan pun datang untuk membawa AF, namun pukul 17.00 meninggal di perjalanan menuju RS Garut,” imbuhnya.
Menurut Fajar, persoalan meninggal mungkin sudah takdir, namun mekanisme penanganan medis adiknya AF dari klinik sampai meninggal dengan standar covid-19, itu yang menjadi pertanyaan besar.
“Tak ada informasi diagnosa covid-19, tak ada rapid test, namun ketika berpindah ke RS Garut kenapa tiba-tiba menjadi covid19,” keluhnya.
Keluarga AF menginginkan kejelasan informasi tentang hal ini, baik dari pihak klinik ataupun RS Garut, karena faktanya pengurusan AF memakai standar pengurusan jenajah covid-19.
Sampai berita ini turun belum ada tanggapan resmi dari pihak Manajemen Klinik atau RS Garut yang menangani Pasien.***Re’d