Dejurnal com, Purwakarta – Sebagai bagian dari Lenzing Group, PT South Pacific Viscose (SPV) meningkatkan kualitas produksi pabrik mereka di Kabupaten Purwakarta untuk bisa memproduksi LENZING™ ECOVERO™ secara mandiri. LENZING™ ECOVERO™ adalah merek untuk eco-responsible viscose premium yang diproduksi oleh Lenzing, merek ini terbuat dari kayu dan pulp berkelanjutan yang berasal dari sumber yang bersertifikat dan terkontrol.
Oleh karena itu, Lenzing Group menawarkan viscose khusus yang ramah lingkungan di Asia Tenggara mulai tahun 2023 mendatang agar dapat memenuhi dan melayani dengan lebih baik lagi permintaan yang terus meningkat dari Indonesia dan juga kawasan Asia Tenggara. Dengan kawasan Asia Tenggara sebagai pasar strategis bagi Lenzing, maka Lenzing kemudian memberikan dukungan penuh untuk rencana produksi LENZING™ ECOVERO™ di Indonesia.
“Indonesia adalah pasar yang penting bagi Lenzing Group. Pabrik kami yang berlokasi di Kabupaten Purwakarta adalah pabrik penghasil viscose terbesar di dunia dengan kapasitas produksi tahunan sebesar 323.000 ton per tahun,” jelas Stephan Sielaff, Chief Executive Officer dari Lenzing AG.
Selain kemampuannya dalam kapasitas produksi, SPV juga mencatat jumlah ekspor yang signifikan, yang semakin menunjukkan posisinya yang strategis di pasar ASEAN dan internasional. Total ekspor SPV mencapai 70% dari total penjualannya, sehingga bagi Lenzing Group pasar Indonesia memiliki potensi untuk terus dikembangkan.
“Tahun depan, rencana untuk bisa memproduksi LENZING™ ECOVERO™ akan menjadi salah satu proyek utama kami. Untuk memenuhi permintaan pasar akan eco-responsible viscose dan mempertahankan posisi kami sebagai perusahaan yang terdepan di industri ini, SPV perlu mampu untuk memproduksi LENZING™ ECOVERO™,” kata Sri Aditia, Presiden Direktur PT South Pacific Viscose (SPV).
Produksi LENZING™ ECOVERO™ di Indonesia akan menjadi tonggak baru bagi komitmen keberlanjutan SPV yang sejalan dengan nilai-nilai yang diterapkan oleh Lenzing dalam memprioritaskan keberlanjutan di setiap praktik bisnis dan lini produksi.
Sri Aditia turut melanjutkan, “sebagai bagian dari Lenzing Group, SPV juga berkomitmen terhadap keberlanjutan dan bertujuan untuk mendukung pemerintah Indonesia mencapai Net-Zero Emission.”
Produksi LENZING™ ECOVERO™ mendukung visi perusahaan untuk mewujudkan masa depan nol karbon. LENZING™ ECOVERO™ dapat terurai secara hayati dan secara alami kembali ke alam ketika dibuang, sebagaimana merek ini telah disertifikasi oleh TÜV AUSTRIA. Menjalankan rencana untuk produksi LENZING™ ECOVERO™ secara mandiri membuat SPV meningkatkan standarnya dalam upaya keberlanjutan.
Tentang PT. South Pacific Viscose
PT. South Pacific Viscose (SPV) adalah perusahaan manufaktur fiber selulosa berbahan dasar kayu yang bertempat di Purwakarta, Jawa Barat. SPV merupakan anak perusahaan dari Lenzing Group yang telah beroperasi di Indonesia sejak 1983. Saat ini kapasitas produksi adalah 323.000-ton pertahun Viscose untuk Industri Benang dan produk Non-Woven. SPV telah bekerjasama dengan berbagai produsen tekstil di Indonesia dan berkontribusi dalam pertumbukan industri tekstil di Indonesia.
Tentang Lenzing Group
mendukung produksi yang bertanggung jawab secara ekologis untuk serat khusus yang terbuat dari material kayu yang terbarukan. Sebagai pemimpin inovasi, Lenzing adalah mitra produsen tekstil dan nonwoven global yang mendorong pengembangan teknologi mutakhir.
Serat berkualitas tinggi dari Lenzing Group menciptakan pondasi untuk beragam aplikasi tekstil, mulai dari gaun elegan hingga denim dan pakaian untuk olahraga dengan intensitas tinggi. Berkat konsistensi kualitas dan tingkat keteruraiannya, serat Lenzing juga sangat cocok untuk produk kebersihan dan aplikasi pada produk terkait pertanian.
Model bisnis Lenzing Group jauh melampaui produsen serat tradisional. Bersama dengan pelanggan dan mitranya, Lenzing mengembangkan produk-produk inovatif, menciptakan nilai tambah bagi para konsumen. Lenzing group mengupayakan pemanfaat dan pemrosesan yang efisien dari semua bahan baku dan menawarkan solusi untuk membantu mengarahkan sektor tekstil menuju ekonomi loop tertutup. Untuk turut memperlambat pengaruh pemanasan global dan mencapai target dari Perjanjian Iklim Paris (Paris Climate Agreement) dan “Green Deal” dari EU Commision, Lenzing memiliki visi yang jelas: mewujudkan masa depan tanpa jejak karbon.***budi