Dejurnal, Ciamis,- Pengurus Pusat Forum Komunikasi Alumni Pesantren Al-Qur’an Cijantung (Alpaci) resmi memulai program kajian rutin bertajuk Alpaci Mengaji di Madrasah Diniyah Asyifa, kompleks Pesantren Al-Qur’an Cijantung. Sabtu malam, (02/08/2025).
Kegiatan tersebut menjadi langkah awal dalam upaya menyambung sanad qiro’at para alumni dengan almamater mereka.
Ketua Panitia Mubes Alpaci, Said Attanjani, menyampaikan kegiatan tersebut mengangkat kajian kitab Matan Al-Jazariyah yang merupakan realisasi dari mandat Musyawarah Besar (Mubes) Alpaci yang digelar sebelumnya.
“Alpaci Mengaji ini dirancang menjadi forum bulanan penguatan keilmuan Al-Qur’an bagi alumni dan masyarakat umum,” ujarnya
Said mengungkapkan bahwa penyelenggaraan Alpaci Mengaji perdana merupakan wujud nyata dari komitmen alumni dalam menjaga kesinambungan sanad ilmu, khususnya dalam bidang qiro’at.
“Alhamdulillah, kegiatan perdana Alpaci Mengaji berjalan lancar. Ini merupakan ikhtiar kami dalam menjaga dan menyambung kembali mata rantai sanad ilmu, terutama dalam bidang tajwid dan qiro’at, yang menjadi kekhasan Pesantren Al-Qur’an Cijantung,” tuturnya
Lebih lanjut Said menjelaskan bahwa kitab Matan Al-Jazariyah dipilih sebagai materi awal karena memiliki posisi penting dalam ilmu tajwid.
“Kajian ini merupakan bagian dari Ummul Qur’an, perangkat keilmuan utama dalam memahami dan membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar,” jelasnya
Said mengungkapkan kajian kitab Matan Al-Jazariyah dipimpin langsung oleh KH. Moch Oni Sya’roni, salah seorang anggota Dewan Kyai Pesantren Al-Qur’an Cijantung.
“Dalam penyampaian kajiannya, beliau menekankan pentingnya kesinambungan sanad qiro’at sebagai bentuk tanggung jawab ilmiah dan spiritual alumni terhadap Al-Qur’an,” ungkapnya.
Kegiatan diikuti oleh lebih dari 30 peserta secara luring yang datang dari berbagai wilayah, mulai dari kawasan sekitar Ciamis hingga daerah jauh seperti Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.
“Salah satu peserta terjauh adalah Ustaz Aep Bunyamin dari Bantarkawung, Brebes, yang juga merupakan pengasuh Pesantren Subulassalam,” tutur Said
Said menyebutkan ada sekitaran 60 peserta juga yang mengikuti kajian secara daring melalui platform Zoom. Jika diakumulasi, jumlah peserta baik luring maupun daring mencapai ratusan orang.
“Antusiasme peserta sangat luar biasa. Ini menandakan bahwa semangat keilmuan di kalangan alumni masih hidup dan terus tumbuh. Kami sangat mengapresiasi kehadiran seluruh peserta, baik dari dalam maupun luar daerah,” tambah Said.
Kegiatan ditutup dengan sesi tanya jawab interaktif, baik dari peserta luring maupun daring. Dua penanya dipilih untuk menyampaikan pertanyaan langsung kepada pemateri, menambah kedalaman dan dinamika kajian malam itu.
Said memastikan bahwa Alpaci Mengaji akan diselenggarakan secara rutin setiap Sabtu malam Minggu pekan pertama setiap bulan, dengan tema dan kitab kajian yang akan berganti setelah pembahasan kitab sebelumnya rampung.
“InsyaAllah, Alpaci Mengaji akan menjadi program unggulan alumni yang terus berkelanjutan. Ini bagian dari tanggung jawab kita bersama sebagai pewaris sanad ilmu Al-Qur’an,” pungkasnya. (Nay Sunarti)