Dejurnal,Ciamis,- Pemerintah Kabupaten Ciamis melalui Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) terus mendorong penguatan budaya digital di wilayah pedesaan sebagai upaya strategis untuk mempercepat transformasi digital sekaligus menangkal penyebaran informasi hoaks.
Salah satu langkah konkret yang diambil adalah menjalin sinergi dengan komunitas Galuh Digital Entrepreneur (GDE) dalam berbagai program literasi digital yang menyasar desa-desa.
Hal tersebut disampaikan oleh Sekretaris Diskominfo Ciamis, Hendri Ridwansyah, dalam sebuah kegiatan pelatihan duta digital desa di galeri toko oleh-oleh Maleber, Ciamis. Sabtu (25/7/2025).
Hendri menyampaikan, membangun budaya digital dan memerangi hoaks tidak dapat dilakukan secara instan, tetapi membutuhkan strategi berkelanjutan dan keterlibatan lintas pihak, mulai dari level kabupaten hingga desa.
“Kami menyadari bahwa masyarakat yang dilayani pemerintah kabupaten itu sebagian besar berada di tingkat desa. Terdapat 258 desa, 7 kelurahan di 27 kecamatan. Maka, literasi digital harus dibangun secara serius dengan kolaborasi semua pihak,” ujar Hendri.
Menurut Hendri, salah satu kunci dalam menangkal hoaks adalah meningkatkan kecakapan digital masyarakat agar memiliki kemampuan menyaring informasi secara kritis. Dalam hal ini, peran Duta Digital Desa yang dilatih oleh GDE menjadi sangat penting sebagai ujung tombak literasi digital di lapangan.
“Dengan adanya GDE dan Duta Digital Desa, proses transformasi digital dapat dipercepat. Mereka adalah agen perubahan yang mendampingi masyarakat untuk memahami dan memanfaatkan teknologi dengan bijak, sehingga secara otomatis mampu menyaring informasi dan tidak mudah terpapar hoaks,” jelasnya.
Hendri menyebutkan bahwa bentuk dukungan nyata Diskominfo saat ini adalah dengan bersinergi langsung dalam kegiatan-kegiatan yang digagas oleh GDE, seperti pelatihan, edukasi digitalisasi UMKM, serta pendampingan program teknologi informasi di tingkat desa.
“Kami tidak hanya hadir sebagai fasilitator, tapi juga sebagai mitra aktif dalam membangun pola pikir digital masyarakat. Literasi digital adalah fondasi untuk membangun masyarakat yang tahan terhadap disinformasi dan mampu beradaptasi dalam dunia digital,” tambahnya.
Hendri mengungkapkan, kolaborasi yang terjalin merupakan bagian dari implementasi visi-misi Bupati Ciamis Dr. H. Herdiat Sunarya, yang menekankan pada pembangunan berkelanjutan berbasis teknologi informasi, demi mewujudkan “Ciamis Maju dan Berkelanjutan”.
Lebih lanjut, Hendri menekankan bahwa membangun budaya digital bukan hal yang bisa dicapai dalam waktu singkat. Butuh proses, kesabaran, dan kerja sama lintas sektor.
“Transformasi digital tidak bisa dibangun hanya dalam semalam. Butuh proses edukasi, adaptasi teknologi, dan perubahan mindset. Karena itu, kolaborasi antara pemerintah dan komunitas digital seperti GDE adalah langkah strategis dan progresif,” ujarnya.
Melalui pendekatan tersebut, Hendri berharap masyarakat tidak hanya menjadi pengguna teknologi, tetapi juga mampu menjadi pelaku aktif dalam ekonomi digital serta menjadi benteng pertahanan terhadap ancaman hoaks dan disinformasi.
Sementara itu, Ketua GDE Andi Ali Fikri menyampaikan bahwa pelatihan Duta Digital Desa merupakan bagian dari strategi jangka panjang GDE dalam membangun sumber daya manusia digital yang mumpuni di pedesaan.
“Disinilah peran Diskominfo sangat penting, dukungannya dalam mencetak Duta Digital merupakan hal yang sangat krusial mengingat sumber digitalisasi Pemkab ada di dinas ini,” ungkap Andi
Dalam pelatihan tersebut, GDE turut memperkenalkan program unggulan “Galuh Akademik Digital”, yang menjadi pilar edukasi literasi digital masyarakat desa secara berkelanjutan, sistematis, dan terstruktur.
“Galuh Akademik Digital akan menjadi ruang belajar bersama untuk memahami dan memanfaatkan teknologi secara tepat. Desa harus siap menjadi bagian dari ekonomi digital nasional,” tegas Andi.
Pelatihan ini mencakup berbagai materi penting seperti:
1. Adaptasi teknologi informasi di tingkat lokal.
2. Digitalisasi layanan publik.
3. Pengelolaan ekonomi desa berbasis digital.
4. Edukasi transaksi nontunai dan QRIS.
5. Strategi promosi digital UMKM.
“GDE juga tengah membangun basis data dan platform pelatihan daring agar dapat menjangkau lebih banyak desa dan generasi muda yang berminat mengembangkan potensi desanya dengan teknologi digital,” ujar Andi.
Dikatakan Andi para Duta Digital Desa diharapkan tidak hanya menjadi penyambung informasi, tetapi juga mitra strategis pemerintah desa dalam mengakselerasi program-program transformasi digital untuk mensukseskan program nasional seperti Smart Village dan Smart City serta meningkatkan kesiapan digital masyarakat desa secara kolektif.
“Ini adalah bentuk nyata kolaborasi publik-komunitas dalam menjawab tantangan era digital, sejalan dengan komitmen Bupati Ciamis untuk menghadirkan pelayanan publik yang adaptif, responsif, dan berbasis teknologi,” pungkasnya. (Nay Sunarti)