Dejurnal.com. Kab. Sukabumi – Dinginnya udara kaki Gunung Halimun menjadi saksi bisu keberadaan masyarakat adat yang masih menggengam nilai budaya leluhur, tepatnya warga adat tersebut berada di Pameungpeuk Legok Desa Cihamerang Kecamatan Kabandungan.
Keunikan warga adat yang biasa disebut suku adat Pameungpeuk Legok ini memiliki bahasa dan adat kebiasaan tersendiri, berbeda dengan suku Sunda seperti biasanya.
Warga  adat Pameungpeuk Legok sudah diakui keberadaannya oleh pihak Muspika Kecamatan Kabandungan, diketahui suku adat ini berasal dari daerah Banten.
Abah Suma sebagai Ketua Adat menjelaskan bahwasanya masyarakat adat yang berada di wilayah Pamengpeuk Legok dan berada tepat di bawah kaki Gunung Halimun Desa Cihamerang, merupakan titisan dari Banten Kidul dan termasuk pada suku adat Ciptagelar.
“Setiap tahun di bulan Agustus suku adat ini suka ikut memperingati seren tahun,” ujarnya.
Namun, lanjut Abah Suma, untuk saat ini mereka ingin pihak pemerintah bisa memfasilitasi kebutuhan alat seni di suku adat mereka.
Terkait hal itu, Kepala Desa Cihamerang Dedi Hermawan sangat menerima keluhan dari suku adat tersebut dan ia pun sangat ingin mewujudkan keinginan masyarakatnya.
“Namun untuk saat ini terasa sulit dan banyak pula program-program desa yang tertunda, karena adanya pendemi covid-19,” keluhnya.
Kades Cihamerang pun sangat berharap pandemi covid-19 ini cepat selesai supaya sistem kehidupan manusia bisa berjalan seperti biasanya.
“Termasuk warga adat Pameunpeuk Legok bisa kembali melakukan kegiatan seren tahun dan diakomodir keluhannya,” pungkasnya.***Cel/Par/Wil