Dejurnal.com, Bandung – Anggota DPRD Kabupaten Bandung dari Fraksi PKS H. Tedi Surahman mengatakan, munculnya togel, SDSB, atau apapun namanya merupakan indikator kemiskinan, atau turunnya perekonomian.
Hal tersebut disampaikan Tedi menanggapi keluhan Ade Rudiana salah satu warga RW 03 RT 04 Desa Margaasih, Kecamatan Margaaaih terkait ada praktik togel di lingkungan RW-nya.
Keluhan warga tersebut disampaikan pada reses Tedi di GOR Desa Mekarrahayu, kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung, Sabtu (27/3).
Menurut Tedi, masalah togel sebetulnya bukan hanya di Margaasih, tapi di beberapa tempat berkeliaran dan merebak. “Nanti ada dari Polsek. Nanti juga akan saya sampaikan laporan reses ini di DPRD agar disampaikan juga ke Polres untuk segera ditindak”, katanya.
Namun, kata Tedi tentang togel ini ironis, karena yang masang-masangnya itu masyarakat bawah. “Ari masang togel bisa, ari jajan budak teu bisa, (Kalau masang togel bisa, tapi jajan anak ga bisa). Ini angan-angan. Sebab tidak ada cerita pasang togel jadi kaya raya,, yang ada bangkrut. Nah, ini salah satu ekonomi sedang sakit di kita,” ujarnya.
Tedi mengaku akan bertindak, melalukan koordinasi dengan Muspika: kecamatan, Polsek, juga minta tolong dibantu Koramil. “Tapi saya buat dulu laporan di Kabupaten supaya bukan hanya di sini, tapi dari Polres langsung.untuk memberantas terkait hal ini,” terangnya.
Selain masalah togel, Tedi pun menerima keluhan warga Mekarrahayu, Yidi Saepul tentang masih adanya bank emok di Mekarrahayu. Menanggapi hal ini, Tedi mengatakan bank emok, bank keliling dan yang lainnya sama merupakan indilkator dari perekonomian sedang sakit.
“Ari nambut asa dirangkul, ari ditagih asa dicekek. Ini terkait bank emok dan bank leliling di kita. Alhamdulillah di Kabupaten Bandung sudah dibuat Perda terkait untuk menangani ini. Tapi Perda itu harus ada turunannya, harus ada Perbup. Nah, nanti mudah-mudahan dalam waktu cepat bupati dilantik, kita dorong untuk mengatasi ini. Karena kita tidak bisa sekarang teriak-teriak itu bank emok jangan ke siini, bank keliling.jangan ke sini, tapi tidak ada solusinya,” terangnya.
Tedi berharap warga inisiatif membentuk koperasi atau UMKM. Yang menginisiasinya pengurus, jika pun bukan pengurus RT/RW atau masyarakat yang ditokohkan. Tedi mencontohkan, ada orang Kampung Burujul yang menghubunginya via WA memberi tahu dirinya sudah membuat koperasi kecil-kecilan. Menurut Tedi itu awal ingin adanya sebuah perubahan, tinggal disupor modalnya dan disinergikan dengan desa.
Tedi juga menerima keluhan dari Rian Ketua RT 04 RW 15 Margaasih, yang memyampaikan tentang pengelolaan air bersih. Ada pihak yang merasa memiliki instalasi air bersih dari pemerintah, padahal itu milik negara. Tedi Surahman menyatakan dari pemerintah mereka menerima ditugaskan untuk membangun sedangkan untuk urusan yang lainnya itu menjadi kesepakatan masyarakat .***Sopandi