Dejurnal.com, Bandung – Kepala Korwil Pendidikan SD Soreang Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung H. Yayat, S.Pd., MM.Pd mengatakan, untuk kesiapan kegiatan belajar tatap muka yang digulirkan pemerintah pada bulan Juli 2021 nanti pihaknya menunggu perintah dari Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung.
“Langkah-langkah yang akan ditempuh sesui dengan edaran Kadis nanti. Kalau menyimak dari informasi masmedia atau informasi yang lain, itu dilihat dari bagaimana kesiapan sekolah dalam sanitasi, alat protokol.kesehatan dan perbandingan jumlah murid dan guru,” kata Yayat saat ditemui di kantornya, Senin (15/3/2021).
Untuk sekolah sebanyak 40 SD yang ada di Korwil Soreang sendiri, kata Yayat sudah mempersiapkan sedemikian rupa, karena sekolah sudah rindu untuk tatap muka. Baik orang tua, guru, apa lagi siswa setelah sekian lama belajar lewat daring.
“Meski dengan adanya belajar daring dari rumah, peningkatan kompetensi guru diuji, siswa dan masyarakat juga sama. Ada yang mengapresiasi, tetapi ada juga yang mengelug karena masalah kepemilkan android dan kesulitan jaringan internet, sehingga tatap muka tetap dirindukan,” imbuhnya.
Yayat menandaskan, pihaknya akan menunggu intruksi dari Kadistik dslam menyikapi belajar tatap muka nanti. “Namun, dalam kesiapan mengenakan prokes sekolah-selolah sudah siap karena bantuan seperti pemasangam wastapel sudah bergulir. Jadi Korwil Soreang tinggal menunggu informasi yang akurat untuk disampaikan ke kepala sekolah sehingga mereka merasa nyaman dan tupoksinya dilakukan dengan baik dan benar,” terangnya.
Salah satu SD di Korwil Soreang, SDN Parungserab 03 sudah siap dengan sarana dan prasarana untuk belajar tatap muka di masa pandemi, sebagaiman disampaikan kepala SD tersebut, Hj. Nuryati Suryani.
Untuk persiapan kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka yang rencananya dimulai di bulan Juli, SDN Parungserab 03 kata Hj. Nuryati pihaknya sudah menyiaplkan berbagai strategi, baik sarana maupun prasarana berkaitan demgan KBM.

“Kalau sarana prasarana protokol kesehatan itu kan sesuatu yang mutlak harus dipersiapkan oleh sekolah. Dimulai dengan kegiatan datang kapan siswanya itu, antri, kemudian, selain pakai masker dan facesile juga disiapkan termograf,” tutur Nuryati.
SD yang dikepalainya itu, aku Nuryati sudah menyiapkan tempat cuci tangan lebih dari delapan semua sudah dipersiapkan. Jumlah siswa SD Parungserab 03.sebanyak.270 dengan 6 rumbel dan 10 guru, kata Nuryati memadai dengan sarana prokes yang ada.
Pada waktunya nanti KBM tatap muka, kata Nuryati siswa berbaris jaga jarak, diukur suhu, diarahkan cuci tangan dan masuk kelas masing-masing dengan tempat duduk juga jaga jarak. “Mekanismenya pada proses pembelajaran dibagi perkelompok. Pembelajaran pada masa pandemi itu ada paruh waktu, paruh kompetensi, dan paruh jumlah. Kalau paruh jumlah kita cek misalkan kalau kelas 6 ada berapa murid dibagi 3 kelompok, minimal ada pertemuan itu seminggu 2.kali atau 3 kali dengan jumlah murid tidak melebar,” terang Kepal SDN Parungserab 03 yang juga Wakil Ketua PGRI Soreang ini.
Ia menambahkan, SDN Parungserab kapasitas kelasnya 40 siswa, artinya 50 persen sudah dibolehkan. “Jadi 20 orang. Kita paling 15 orang supaya tidak saling berdekatan. Dari jam sekian sampai jam sekian kelompok A, dari jam sekian sampai jam sekian kelompok B. Jadi kami sudah bikin skenario supaya KBM di sini tidak penuh sesak. Tidak boleh istirahat dulu. Masuk belajar bla bla bala. Kalaupun ada anak yang biasa suka mudah ingin makan harus bawa makanan sendiri dari rumah, tidak boleh jajan sembarangan,” pungkasnya.*** Sopandi