Dejurnal.com, Bandung – Bergulirnya kebijakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) bagi siswa-siswi SD, SMP, dan SMA, dalam implementasinya di lapangan menemui berbagai kendala. Dari mulai minimnya interaksi dan pengawasan belajar murid oleh guru, tingkat pemahaman materi ajar, hingga ketersediaan jaringan internet yang tidak merata.
Melihat keadaan ini serta potensi ancamannya di masa depan, komunitas Perempuan Garda Nusantara (PGN) menginisiasi aksi “PGN Peduli Pendidikan.” Aksi ini melahirkan satu program terobosan yang diharapkan bisa membantu memperkecil masalah pengajaran akibat pandemik berkepanjangan ini.
Ketua Perempuan Garda Nusantara, DR. Connie Rahakundini Bakrie, menerangkan bahwa program ini berbentuk media smart learning berbasis online dan offline berupa tablet dan di dalamnya terdapat aplikasi penunjang pembelajaran yang interaktif antara guru dan murid.
“Aplikasi ini terintegrasi dengan semua fitur-fitur pendidikan lainnya. Value lain yang ditawarkan dalam sistem e-learning ini adalah pendidikan karakter yang bisa menstimulan rasa cinta tanah air,” tuturnya dalam acara Serah Terima Paket Percepatan Pendidikan berupa media tablet dan aplikasi smart learning dari PGN kepada guru dan siswa SD Negeri Pasanggrahan dan SMP Plus Babussalam, Desa Ciburial, Kec. Cimenyan, Kab. Bandung, Kamis (18/3/2021).
Rasa cinta tanah air diyakini PGN akan membentengi siswa-siswi didik dari isme atau ideologi-ideologi yang tidak sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. Beberapa metode pendidikan karakter terpilih dapat diintegrasikan ke dalam sistem ini.
Implementasi ini diinisiasi lewat acara Serah Terima Paket Percepatan Pendidikan berupa media tablet dan aplikasi smart learning dari PGN kepada guru dan siswa SD Negeri Pasanggrahan dan SMP Plus Babussalam, Desa Ciburial, Kec. Cimenyan, Kab. Bandung. Masing-masing sekolah mendapatkan 1 buah laptop, 1 buah router, dan 30 tablet berisi aplikasi smart learning.
Acara berlangsung di Lembur Kaulinan Lebak Siuh, Desa Ciburial Dago, dan dihadiri oleh Istri Wakil Gubernur Jawa Barat sekaligus Wakil Ketua Dekranasda Provinsi Jawa Barat, Lina Marlina Ruzhan, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, H. Dedi Supandi, S.STP., M.Si., Kepala Dinas Pendidikan Kab. Bandung, Bapak DR. H. Juhana, M.Pd, dan pejabat setempat lainnya dan

Desa Ciburial Dago sendiri diketahui sebagai desa binaan dan percontohan dalam sektor pendidikan anak, pariwisata dan sosio ekonomi.
DR. Connie Rahakundini Bakrie, menegaskan bahwa program ini akan terus menerus diupdate dan disesuaikan dengan kebutuhan siswa. Harapannya agar sistem ini bisa direalisasikan di seluruh Indonesia. Berawal dari Jawa Barat sebagai provinsi dengan populasi siswa SD, SMP, dan SMA/SMK terbanyak di Indonesia, dan sebagai cerminan Indonesia secara keseluruhan.
“Didukung pula oleh political will dan political action dari para pejabat publiknya yang sama-sama mempunyai visi besar tentang pendidikan anak bangsa,” ujarnya.
DR. Connie menambahkan, Jawa Barat bisa menjadi pelopor dan motor gerakan percepatan pendidikan baru yang lebih agile dan adaptif dengan ketidakpastian situasi global. “Gerakan ini bisa diduplikasi di provinsi dan kabupaten lain di Indonesia,” imbuhnya.
Ketua Perempuan Garda Nasional ini menghimbau BUMD dan perusahaan-perusahaan swasta lainnya di Jawa Barat untuk bisa menyalurkan Corporate Social Responsibility (CSR)-nya atau menyisihkan sebagian kecil profitnya untuk membantu sektor pendidikan terdampak pandemik ini. Khususnya pada pengembangan, penyebaran dan pemerataan penggunaan media smart learning.
“Terlebih bila gerakan percepatan pendidikan baru di Jawa Barat tadi mulai terealisasi,” pungkasnya.***Zul