Dejurnal. com, Bandung – Ke 55 anggota DPRD Kabupaten Bandung di awal bulan Desember ini melaksanakan reses masa sidang I tahun 2021. Legislator Ir. Aep Dedi pada reses titik keduanya menemui konstituennya di Desa Margaasih, Kecamatan Margaasih.
Anggota Komisi A DPRD dari Fraksi Gerindra ini, menampung aspirasi warga di Gedung Serba Guna RW 09 Komplek Perumahan Margaasih, Jl. Jatinangor Raya Desa Margaasih, kecamatan setempat, Jum’at (3/12/2021).
Dari banyak aspirasi yang disampaikan warga di antaranya tentang insentif RW, dan kader PKK, maslah pendidikan dan insfrastuktur ada aspirasi yang perlu di garis bawahi karena nenurut Aep ada di luar kewenangan Kabupaten Bandung.
Aspirasi tersebut disampaikan Kepala Desa Margaasih, Iyep Jamaludin, S. Sos. Iyep memaparkan, permasalahan yang dihadapinya ini sebagai hal yang menurutnya sangat luar biasa. “Terlepas dari anggota dewan Pak Aep Dedi ini di luar bidang komisinya, saya perlu sampaikan, ” katanya.
Desa Margaasih, menurut I menurut Iyep menjadi muara air ketika di kota Bandung dan Cimahi hujan. “Jika kedua kota itu hujan, maka Desa Margaasih terdampak, akibat luapan sungai yang tak mampu menampung air. Setiap kejadian mengakibatkan kerugian moril dan materil, ” terangnya.
Sudah tiga periode Iyep menjabat jadi kepala desa. Sejak 2017 mengajukan proposal ke PSDA Jawa Barat agar dibangun tol air. Karena hasil musyawarah dengan para tokoh, menurutnya tak ada jalan lain selain membuat tol air.
Langkah Iyep sudah mendapat jawaban, tapi sejak pandemi terhenti lagi. Iyep berharap anggota dewan Aep Dedi bisa mendorong meski kewenangan sungai ada di Provinsi.
Bencana kedua menurut Iyep Jamaludin yakni akibat manusia. Banyak pabrik-pabrik yang diduga membuang limbah langsung ke sungai pada malam hari. “Jika malam hari keadaan sungai di Desa Margaasih bau menyengat dengan warna air keruh.. Tidak tahu nasib sungai dalam beberapa tahun ke depan, ” terang Iyep.
Sejak ada Program Citarum Harum, tambah Iyep keberadaan sungai agak mulai tidak kumuh dan berbau, namun sekarang mulai lagi. Dimungkinkan kegiatan Citarum Harum terpecah konsentarasinta dengan pencegahan Covid -19. “Airnya bau luar biasa. Sejak Citarum harum berkurang, tapi sekarang ada lagi. Saya memohon bantuan dewan, ” tandas Iyep.
Sebenarnya, jelas Iyep beberapa lahan sudah dipetakan, tinggal dilakukan pembebasan, namun karena konon anggarannya derekofusing, jadi tertunda lagi.
Aep Dedi menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada warga Margaasih. Menurutnya segala aspirasl yang disampaikan oleh warga luar biasa, banyak hal yang ia temukan.
Khusus aspirasi yang disampaikan Kepala desa Margaaasih Iyep Jamaludin, menjadi bahan dirinya untuk berkoordinasi dengan dinas.
“Meski apakah itu kewenangan kita atau bukan. Kalau bukan kewenangan kita sifatnya kami memderong, kalau kewenangan kita makan memfasilitasi apa yang diaspirasikan semua warga,” ujarnya.
Aep Dedi mengaku, semua yang diaspirasikan oleh masyarakat di Margaasih luar biasa. “Baru kali ini reses saya mendapatkan hal yang baru,” pungkasnya.***Sopandi