Dejurnal.com, Sukabumi – Beberapa orang tua siswa alumni SMK Darma Wangsa yang berada di Kecamatan Cibadak Kabupaten Sukabumi mengeluhkan dengan keganjilan pihak sekolah yang seolah banyak alasan ketika ditanya tentang ijazah. Pasalnya, sejak anak mereka selesai sekolah dan dinyatakan lulus serta menjadi alumni, ijazah tak pernah diberikan alias ditahan pihak sekolah.
“Jujur saja saya merasa dirugikan oleh pihak sekolah SMK Darma Wangsa , karena apa-apa segala sesuatunya harus di selesaikan dengan uang,” ujar Ebo, salah satu orang tua siswa yang sudah menjadi alumni.
Keanehan lain yang diterima pihak orang tua siswa ketika membayar iuran sekolah. “Masa iya bayar iuran sekolah pun ko bisa di titip di warung bukankah lembaga sekolah sudah ada bangunannya?” ujarnya dengan nada heran.
Ketika pihak orang tua siswa menanyakan legalitas sekolah kepada Kepala SMK Darma Wangsa tak pernah dijawab dengan jelas.
“Sehingga saya pun berasumsi kalau ijazah anak saya pun bisa jadi gak jelas, ada atau enggak sih legalitas sekolahnya,” ujarnya.
Ebo pun sebagai orang tua siswa sampai saat ini masih sabar untuk menunggu kepastiannya kebenaran atas sekolah itu. “Tetapi besok atau lusa atas nama saya pribadi saya akan buka pelaporan ke pihak kepolisian karena saya merasa di rugikan kalau masih pihak sekolah Darma Wangsa belum memberikan kejelasannya terkait legalitas sekolah, dan lagi mungkin bisa orang tua siswa yang lainnya pun akan ikut mempertanyakannya kepada sekolah kalau hal ini tidak selesai,” paparnya.
Iki, anak Bapak Ebo yang sudah menjadi alumni di SMK Darma Wangsa menambahkan bahwa dirinya dan teman-temannya seangkatan sedang menunggu ijazah.
“Saya dan teman-teman seangkatan, sama ijazahnya masih di tahan oleh pihak sekolah dengan alasan belum dapat melunasi tunggakannya, serta jujur saja saya juga selaku siswanya Sekolah Darma Wangsa yang saat ini sudah menjadi alumni, merasa seakan kalau kepala sekolah ini, menurut saya membingungkan,” ujarnya.
Hal yang membuat Iki bingung, karena setiap kali tahun pelajaran selalu berpindah-pindah sekolah induknya, pertama ke salah satu sekolah contoh A, kedua induk nya ke sekolah B, yang ketiga induknya lagi ke sekolah C.
“Jadi asumsi saya dan teman-teman seperti ada ketidakberesan,” ujarnya.
Terkait bantuan PIP, Alumni SMK Darma Wangsa ini pun menjelaskan bahwa sebelumnya pernah menerima namun kemudian tidak.
“Sebelumnya saya mendapatkan, apa mungkin berpengaruh dari sana ? Karena selama ini di sekolah itu saya tidak dapat, atau bisa saja berbanding terbalik, semenjak saya masuk kelas satu hingga lulus sistem belajarnya itu tidak seperti sekolah lain, artinya waktu saya sekolah sangat bebas,” ujarnya.
Salah satu sekolah yaitu SMA Yapan mengaku pernah bekerja sama dengan SMK Darma Wangsa.
“Benar sekolah kami pernah kerja sama dengan sekolah Darma Wangsa dan itupun hanya beberapa periode saja,” ujar Kepala SMA Yapan.
Bahkan, lanjutnya, pihak SMA Yapan sempat komplain terkait jumlah siswa, karena siswa yang di sampaikan tidak sesuai fakta di sekolah tersebut.
“Yang bikin kami kaget, pada waktu ujian sekolah tiba, keberadaan siswa yang ikut ujian pakaiannya seakan akan preman dengan kondisi badannya penuh dengan tato dan ijasah yang waktu itu ikut ujian ke sekolah kami sudah kami sampaikan kepada pihak sekolah Darma Wangsa,” ujar kepala sekolah SMK YAPAN.
Selain SMK Yapan, dejurnal.com mencoba berkomunikasi dengan sekolah YLA dimana hal yang sama di lontarkan melalui penegasan yang di sampaikan Kepala Sekolah YLA memang benar bahwa sekarang SMK Darma Wangsa hanya tinggal beberapa siswa yang terdapat di YLA sisa dari siswa yang dulu di tahun ajaran 2020 dan jumlahnya hanya sedikit.
“Legalitas SMK Darma Wangsa sendiri sampai detik ini belum diketahui karena selalu menginduk ke beberapa sekolah lain yang ada korelasinya dan berkenan menerimanya,” timpal guru TU yang banyak mengetahui perjalanan SMK Darma Wangsa yang diamini Guru Agam.***timDj