Dejurna.com, Bandung – Warga sekitar Pasar Baleendah mengeluhkan adanya penumpukan sampah yang belum diangkut sehingga menimbulkan bau yang sangat menyengat dan mengganggu terhadap aktifitas warga dan pengguna jalan, Jumat (27/1/2023).
Pantauan dejurnal.com di lapangan, warga sekitar yang berdampingan dengan pasar serta pengguna jalan yang menuju jalan Siliwangi dan sebaliknya merasa terganggu selain mengeluarkan aroma yang tidak sedap juga air pekat yang berwarna hitam yang bersumber dari sampah itu menggenang di jalanan.
Saat dikonfirmasi kepada salah satu pengelola pasa Baleendah, membenarkan adanya soal penumpukan sampah di Pasar Baleendah beberapa hari ini.
“Penumpukan sampah tersebut dikarenakan armada fuso yang biasa dipergunakan buat mengangkut sampah mengalami kerusakan dan sehingga mengalami keterlambatan pengangkutan ke TPA yang mengakibatkan sampah menumpuk,” ujarnya.
Ganjar menuturkan bahwa sekitar 700-800 pedagang yang membuang sampah ke TPS tersebut ditambah dengan warga lain yang membuang sampah ke TPS tersebut sehingga over kapasitas.
“Dalam satu minggu pihak pengelola hanya membuang sampah dari TPS pasar baleendah ke TPA rajamandala hanya dilakukan lima fuso dalam satu minggu dihari jam kerja atau sekitar satu kali pembuangan sampah dalan satu hari,” tuturnya.
Ganjar sendiri mengaku sedang mengupayakan pemaksimalan dalam pembuangan sampah ke TPA dalam waktu dekat karena selalu banyak komplenan dengan adanya aroma tidak sedap dan pencemaran.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung saat dicoba dikonfirmasi lewat sambungan seluler belum dijawab.
Demikian juga dengan kiriman foto adanya tumpukan sampah di Pasar Baleendah kepada Kadis DLH belum mendapat tanggapan.
Sementara itu, penggiat Lembaga Pemantau Pembangunan Daerah (LPPD), Iwan Setiawan meminta pihak Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bandung untuk segera mencari solusi penumpukan sampah di Pasar Baleendah tersebut.
“Karena masalah sampah ini bisa berdampak pada polusi udara dengan bau yang sangat menyengat dan tentunya dapat menimbulkan penyakit,” ujarnya.***Atep