• Garut
  • Karawang
  • Purwakarta
  • Bandung
  • Ciamis
  • Cianjur
  • Subang
  • Sukabumi
  • indramayu
No Result
View All Result
  • Login
deJurnal.com
Sabtu, September 6, 2025
  • Beranda
  • deNews
  • dePraja
  • dePolitik
  • deEdukasi
  • deBisnis
  • deHumaniti
  • GerbangDesa
  • dejurnal channel
No Result
View All Result
deJurnal.com
  • Beranda
  • deNews
  • dePraja
  • dePolitik
  • deEdukasi
  • deBisnis
  • deHumaniti
  • GerbangDesa
  • dejurnal channel
No Result
View All Result
deJurnal.com
No Result
View All Result

in OpiniKita

Korupsi dan Koruptor Musuh Bersama Berdasarkan Psikologi

bydejurnalcom
Kamis, 9 November 2023
Reading Time: 2 mins read
Korupsi dan Koruptor Musuh Bersama Berdasarkan Psikologi
ShareTweetSend

Oleh : Rizqi Fathullah Mahfudz *)

Kenapa seseorang itu bisa melakukan tindak korupsi dan menjadi koruptor ? menurut para ahli psikologi, korupsi adalah gejala kompleks. Gejala darimana? Gejala dari segelintir orang orang yang takut mati, Apakah ada manusia yang tidak takut mati? Pasti disetiap saat pun selalu ada kecemasan akan kematian dan itu fakta. Fakta itu membawa perasaan hampa seperti “Hubungan saya tidak akan berlanjut” , “ saya tidak akan menjadi apa-apa “.

Nah, agar seseorang tidak memiliki pikiran seperti itu, mereka membangun pola hidup. Tujuannya satu, yaitu untuk melindungi diri dari kecemasan akan kematian. Pola hidup seperi apa yang bisa sukses mengatasi kecemasan seperti itu?.

BacaJuga :

Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW 1447 H, dan Mapag Milangkala Desa Bumiwangi Ke – 22

Film Yang Berjudul Cahaya Untuk Ibu, Mendapat Apresiasi Dari Bupati Garut ‎

Camat Pacet Asep Susanto Tekankan Peran Strategis KIM sebagai Ujung Tombak Informasi Publik

Manusia adalah makhluk yang kreatif untuk membangun suatu cara bertahan hidup. Ada beberapa orang yang menyerahkan dirinya pada penekanan penguasaan terhadap lingkungan. Dengan berkuasa, dia merasa dirinya bermakna karena kekuasaan dipandang sebagai rantai yang menghubungkan segala macam hal, orang dan peristiwa dan membuat dia jauh dari rasa cemas lagi.

Dengan hal itu (kekuasaan), dia merasa memiliki hal yang tidak dapat diambil oleh kematian dan eksistensi dirinya pun merasa ditangguhkan. Hasrat berkuasa tidak luput dari hasrat akan materi.

Bila kita telaah lebih dalam, materialisme dan konsumtivisme telah menjadi penyakit bagi para koruptor untuk mendapatkan hasrat kekuasan dengan berbagai cara yang dipilih untuk meningkatkan makna dan harga diri yang dirusak oleh ancaman kematian.

Dengan uang, kekuasaan dan kepemilikan, kebanyakan orang akan bahagia secara biologis, psikologis dan kultural. Tidak heran jika mereka (koruptor) berlomba-lomba dalam hal tersebut, agara kecemasan akan kematian berhenti mengejar mereka.

Namun, apakah kecemasan itu akan berhenti? Tentu saja tidak, mereka lupa bahwa setiap tindakan yang besar akan memiliki konsekuensi yang besar juga.

Maka, melalui kreativitas manusia, perasaan akan kekuasaan juga diciptakan melalui pemikiran bahwa walaupun fisiknya hancur namun meraka masih memiliki gen yang dia warisi melalui putra-putri dan cucu-cicitnya yang akan mengembangkan keberadaannya akan berlanjut walau dia sudah mati. Gen itupun, berkorespondensi dengan nama keluarga itu sebabnya, korupsi itu sangat egois. Pusat penyebabnya adalah diri sendiri, tetapi seolah-olah diabadikan untuk kepentingan orang lain.

Dengan pola pikir seperti itu, tanpa mereka sadari mereka telah melupakan apa dampak dari korupsi tersebut. Bukan hanya pada diri seorang koruptor saja namun, keluarga pun akan terkena dampak nya. Relasi yang terbangun dengan koruptor juga, bisa menjadi sumber identifikasi masalah dalam kasus korupsi, karena dikaitkan dengan ungkapan sebelumnya bahwa “Kekuasaan adalah rantai penghubung” maka pihak keadilan pun akan memberantas satu demi satu pihak-pihak yang terhubung akan kekuasaan tersebut.

Dari relasi tersebut juga mereka pun termasuk kedalam kasus “korupsi berjamaah”. Meskipun memiliki dampak yang begitu buruk, pada zaman sekarang terkadang beberapa orang membenarkan aksi korupsi tersebut, dengan banyaknya tekanan kecemasan akan kematian dan hausnya kekuasaan yang mereka alami, hal yang seharusnya mereka tidak lakukan pun, akan mereka langgar.

Penulis mengajak kepada semua pihak untuk terus membangun Indonesia tanpa adanya korupsi, dengan cara apa? Mari kita sama-sama memperhatikan kinerja para penguasa. Apakah kinerja mereka akan menuju kepada pembangunan yang berkemajuan atau tidak. Memperhatikan semua pengelolaan keuangan negara yang terpakai, apakah dana yang mengalir itu benar benar mereka gunakan untuk masyarakat atau untuk keluarga dan golongan tertentu.

*) Penulis adalah Mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan Yogjakarta, Jurusan Sastra Inggris.

Ikuti Whatsapp Channel deJurnalcom
Previous Post

Cegah Stunting Dinkes Jabar Kampanyekan Gizi Seimbang di SMA 1 Garut

Next Post

TNI Dan POLRI Bersinergi Lakukan Pengamanan Kunjungan Presiden

Related Posts

Sentuhan Kepedulian untuk Emak Sarinah : Sinergi Pemkab Garut, DPRD, dan Masyarakat
deNews

Sentuhan Kepedulian untuk Emak Sarinah : Sinergi Pemkab Garut, DPRD, dan Masyarakat

Jumat, 5 September 2025
Enam Tim Priangan Timur Pasang Target Lolos di Babak Kualifikasi Porprov XV Jabar 2025
deNews

Enam Tim Priangan Timur Pasang Target Lolos di Babak Kualifikasi Porprov XV Jabar 2025

Jumat, 5 September 2025
Gemparkan Warga Desa Kiangroke Banjaran  Diduga Ibu Akhiri Hidup Membawa Dua Anak
deNews

Gemparkan Warga Desa Kiangroke Banjaran Diduga Ibu Akhiri Hidup Membawa Dua Anak

Jumat, 5 September 2025
Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW 1447 H, dan Mapag Milangkala Desa Bumiwangi  Ke – 22
deNews

Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW 1447 H, dan Mapag Milangkala Desa Bumiwangi Ke – 22

Jumat, 5 September 2025
Film Yang Berjudul Cahaya Untuk Ibu, Mendapat Apresiasi Dari Bupati Garut ‎
deNews

Film Yang Berjudul Cahaya Untuk Ibu, Mendapat Apresiasi Dari Bupati Garut ‎

Jumat, 5 September 2025
Camat Pacet Asep Susanto Tekankan Peran Strategis KIM sebagai Ujung Tombak Informasi Publik
deNews

Camat Pacet Asep Susanto Tekankan Peran Strategis KIM sebagai Ujung Tombak Informasi Publik

Jumat, 5 September 2025

ADVERTISEMENT

DeepReport

Resonansi : Tak Ada Pemotongan TPG, Betapa Bahagianya Para Guru

Kamis, 1 Juli 2021

Cerita Warga : Situs Makam Tumenggung Ardikusumah di Garut Disebut Makam Astana Kalong

Jumat, 30 Juni 2023

KabarDaerah

Legislator F PAN DPRD Kabupaten Bandung Tedi Supriadi, S.Pd.I., M.Si : Banjir Tak Sebatas Bantuan Tapi Penanganan

Selasa, 11 Maret 2025

Kasatpol PP Kabupaten Bandung M. Usman Berharap Pesta Rakyat Berjalan Aman dan Semua Bahagia

Kamis, 24 April 2025

Pasokan Air Perumda Tirta Intan Terhenti Dua Hari, Emak-Emak Antri Angkut Air dari Masjid

Minggu, 22 Juni 2025

Bangunan Liar di Sekitaran Gerbang Tol Cikampek Purwakarta Mulai Dibongkar

Selasa, 17 Juni 2025

Ada Dugaan Manipulasi Data Dalam Program PKH Banjarwangi, Pendamping PKH : Itu Tidak Benar!

Minggu, 6 September 2020

Pihak DPMD Garut Bersama Subkor Bankeudes Mengaku Sudah Penuhi Panggilan APH Terkait Polemik Bankeudes 2023 Perubahan

Jumat, 9 Agustus 2024

Kanal

  • Budaya
  • BumDesa
  • deBisnis
  • deEdukasi
  • deHumaniti
  • deNews
  • dePolitik
  • dePraja
  • deSport
  • deWisata
  • GerbangDesa
  • Hukum dan Kriminal
  • Kalam
  • Legislator
  • Nasional
  • OpiniKita
  • Parlementaria
  • Regional
deJurnal.com

PT. MEDIA PANTURA GROUP
Jalan Raya Rawadalem Blok Bunga Rangga
Balongan - Indramayu
Email : redaksi.dejurnal@gmail.com

Dapur Redaksi :
Jl. Mekar Biru II No. 56 Cileunyi - Bandung

  • dePrint
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Pasang Iklan
  • Karir

© 2025 deJURNAL.com. Allright Reserved.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • deNews
  • dePraja
  • dePolitik
  • deEdukasi
  • deBisnis
  • deHumaniti
  • GerbangDesa
  • dejurnal channel

© 2025 dejurnal.com. All Right Reserved

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Tidak diperkenankan copy paste