Dejurnal, Ciamis,- Peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-32 dan Hari Anak Nasional (HAN) ke-41 Tingkat Kabupaten Ciamis tahun 2025 menjadi momentum penting untuk memperkuat peran keluarga dalam membentuk generasi yang berakhlak dan berkualitas.
Hal tersebut disampaikan Bupati Ciamis, Dr. H. Herdiat Sunarya, dalam sambutannya di acara Pemberian Apresiasi Pengelola Program Bangga Kencana dan Akseptor KB Lestari Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) di Aula STIKes Muhammadiyah Ciamis. Rabu (30/07/2025)
Bupati menegaskan bahwa krisis moral dan meningkatnya kekerasan dalam keluarga menjadi tantangan serius di Kabupaten Ciamis, menggambarkan kondisi keluarga yang tidak harmonis akan berdampak langsung pada tumbuh kembang anak, baik secara mental maupun akhlak.
“Jika keluarga tidak baik, maka anak-anak pun akan tumbuh dengan kondisi yang tidak baik. Keluarga dan anak tidak bisa dipisahkan, karena anak lahir dan dibesarkan dalam lingkungan keluarga,” tegasnya.
Bupati mengaku prihatin atas maraknya kasus kekerasan dalam rumah tangga di Ciamis, yang justru meningkat meski daerah ini telah mendeklarasikan diri sebagai Kabupaten Agamis.
Berbagai kasus yang mencederai nilai kemanusiaan dan moral terus bermunculan, bahkan pelakunya bukan hanya orang luar, melainkan juga figur yang seharusnya menjadi teladan, seperti kepala desa, guru, dan orang tua kandung.
“Ada anak kelas 5 SD yang sudah hamil di usia 12 tahun. Bahkan ada pula kasus ayah kandung yang memperkosa anaknya sendiri, ibu yang mencabuli anak kandung, kepala desa yang mencabuli warganya. Ini sangat miris dan menyedihkan,” ungkapnya.
Menurut Bupati, penanganan masalah moral dan kekerasan dalam keluarga tidak bisa hanya dibebankan pada pemerintah daerah.
“Penanganan kekerasan ini harus melibatkan seluruh elemen masyarakat termasuk tokoh agama, pendidik, kepala sekolah, kepala desa, pemuda, dan para orang tua untuk bersatu membina dan mengawasi anak-anak,” tuturnya.
Dikatakan Bupati program Indonesia Emas 2045 tidak hanya mengentaskan stunting tapi harus juga memperhatikan mental dan akhlak.
“Jika hanya mengentaskan stunting Indonesia Emas 2045 itu tidak akan berhasil. Zero stunting tapi akhlaknya rusak, itu bukan keberhasilan,” tegasnya.
Untuk itu, Bupati berkomitmen akan segera mengundang seluruh kepala sekolah, kepala desa, dan pimpinan pondok pesantren dalam waktu dekat guna menyusun langkah sinergis dalam pembinaan generasi muda.
“Kita tidak bisa berjalan sendiri. Harus ada kerja sama, kolaborasi yang nyata untuk mendidik dan membina anak-anak agar tumbuh menjadi generasi yang saleh, salehah, dan berakhlak mulia,” tambahnya.
Bupati mengajak semua masyarakat untuk tetap optimis dan terus menumbuhkan semangat gotong royong demi mewujudkan masyarakat Kabupaten Ciamis yang aman, berdaya, dan sejahtera. (Nay Sunarti)