Dejurnal, Ciamis,- Bupati Ciamis Dr. H. Herdiat Sunarya menegaskan pentingnya menjaga keberlangsungan program Makan Bergizi Gratis (MBG) bagi siswa sekolah di Kabupaten Ciamis.
Hal tersebut disampaikan sesudah menghadiri Maulid Nabi Muhammad SAW yang diselenggarakan Persatean Pesantren Ortodok (PPO) di Aula Keraton Selagangga Ciamis. Minggu (21/09/2025)
Herdiat mengingatkan, jika dapur MBG yang saat ini dikelola oleh pihak tertentu termasuk anggota DPRD ditutup, maka ribuan siswa penerima manfaat bisa terhenti aksesnya terhadap makanan bergizi gratis.
“Jika dapur MBG yang sudah berjalan sekarang ditutup, kasihan para siswa. Mereka yang seharusnya menerima makanan bergizi gratis bisa terhenti. Padahal program ini untuk anak-anak kita, masa depan generasi Ciamis,” tegasnya
Herdiat menekankan bahwa MBG merupakan program prioritas pemerintah yang bertujuan meningkatkan kualitas gizi peserta didik. Karena itu, setiap upaya untuk mendukung pemerataan dapur MBG di seluruh kecamatan harus dipercepat.
Lebih lanjut Herdiat mengungkapkan hingga kini belum semua kecamatan di Ciamis memiliki dapur MBG.
“Ada beberapa kecamatan yang saya ingat tercatat masih kekurangan dapur MBG seperti Kecamatan Cidolog, Cimaragas, Tambaksari, dan Sukadana dan masih banyak kecamatan lainnya,” jelasnya
Menurut Herdiat kondisi tersebut membuat distribusi makanan bergizi gratis belum merata, bahkan ada siswa yang terpaksa tertunda menerima haknya.
“Kalau tidak ada dapur, distribusi bisa lambat. Kadang ada siswa yang tidak kebagian. Padahal pemerintah sudah menargetkan agar program ini berjalan cepat dan menjangkau semua sekolah,” ujar Herdiat
Herdiat juga menyinggung soal anggaran MBG yang serapannya masih rendah. Menurut laporan Kementerian Keuangan, baru sebagian kecil anggaran yang terserap, sehingga distribusi makanan bergizi gratis di beberapa daerah belum berjalan optimal.
“Kalau serapan anggaran masih rendah, otomatis distribusinya juga terganggu. Banyak siswa yang seharusnya sudah menerima, tapi belum mendapatkannya. Ini harus segera kita dorong bersama,” katanya
Belakangan muncul isu mengenai keterlibatan anggota DPRD dalam pengelolaan dapur MBG. Menanggapi hal tersebut, Herdiat menegaskan bahwa dirinya tidak mengetahui berapa orang anggota yang terlibat langsung dalam pengelolaan dapur.
“Kalau ada anggota dewan ikut mengelola dapur, saya tidak tahu persis berapa jumlahnya. Tapi kalau dapurnya ditutup atau diputus, kasihan siswa yang jadi korban,” ucapnya
Herdiat menekankan, yang terpenting saat ini program penyaluran MBG tidak terhenti dan siswa tetap mendapatkan manfaat.
“Jika nanti ada kebijakan baru, terkait pengelolaan dapur oleh anggota DPRD mungkin bisa saja diambil alih atau di-take over agar lebih merata dan adil. Kita ini harus berpikir untuk anak-anak, bukan soal siapa yang mengelola,” tegasnya.
Herdiat mengungkapkan dapur MBG di Ciamis sejak beberapa waktu lalu sudah dilelangkan kepada masyarakat untuk dikelola. Namun kenyataannya, hingga kini masih banyak dapur yang kosong dan belum terpenuhi di sejumlah kecamatan.
“Dapur MBG ini sudah beberapa lama dilelangkan kepada masyarakat. Tapi sekarang banyak yang kosong dan belum terpenuhi. Sementara kita harus mengejar target agar semua siswa mendapat makanan bergizi gratis,” tuturnya.
Herdiat menyebut belum ada aturan yang secara jelas melarang atau membolehkan keterlibatan anggota DPRD dalam pembukaan dapur MBG. Namun, ia menegaskan bahwa yang paling penting bukan soal siapa yang mengelola, melainkan keberlangsungan program untuk anak-anak sekolah.
“Apakah boleh atau tidak anggota DPR ikut membuat dapur MBG, saya sendiri tidak tahu pasti. Tapi intinya, saya tegaskan bahwa saya tidak ikut bermain dalam dapur MBG,” pungkasnya. (Nay Sunarti)