DeJurnal, Ciamis — Pemerintah Desa Beber, Kecamatan Cimaragas, Kabupaten Ciamis, menggelar Syukuran Kebersamaan Masyarakat Desa Beber di Lapang Mulya, Sabtu malam (11/10/2025).
Acara berlangsung meriah dan sarat makna, dihadiri ribuan warga yang antusias mengikuti Gebyar Sholawat bersama Hamed Uye, kolaborasi musik religius, serta penganugerahan Bewara Dusun bagi dusun-dusun berprestasi.
Selain Pemerintah Desa, Pemerintah Kecamatan dan masyarakat umum, kegiatan sebagian besar melibatkan Karang Taruna, Pramuka Yudha.
Salah satunya dengan penampilan seni lokal yang menampilkan kolotik, pementasan musik tradisional khas Cimaragas yang memadukan ritme alat musik sederhana namun sarat makna kebersamaan.
Alunan kolotok leutik menjadi simbol harmonisasi dan gotong royong yang hidup di tengah masyarakat Desa Beber.

Camat Cimaragas, Fitri Lisnawati, S.STP., M.M., menyampaikan apresiasi tinggi terhadap kreativitas dan partisipasi masyarakat Desa Beber.
Menurutnya, semangat gotong royong yang kuat telah melahirkan inovasi nyata yang membawa perubahan positif bagi desa.
“Saya sangat mengapresiasi berbagai program yang digagas Pemerintah Desa Beber. Bewara Dusun bukan hanya lomba antar dusun, tetapi gerakan sosial yang menumbuhkan kepedulian, kebersamaan, dan tanggung jawab bersama,” ujar Fitri.
Fitri berharap semangat kolaborasi yang tumbuh di Desa Beber dapat menjadi inspirasi bagi desa-desa lain di Kecamatan Cimaragas.
“Desa Beber telah menunjukkan bagaimana masyarakat bisa berinovasi dari bawah. Bewara Dusun patut menjadi inspirasi bahkan percontohan bagi desa lainnya. Dengan partisipasi masyarakat seperti ini, pembangunan akan lebih cepat dan berkelanjutan,” tambahnya.
Selain Bewara Dusun, Fitri juga mengapresiasi inovasi sosial BERAYAT (Beber Raya Asuh Yatim) yang resmi diluncurkan pada acara tersebut.
“Program BERAYAT ini sangat menyentuh. Desa Beber tidak hanya membangun secara fisik, tapi juga menumbuhkan sisi kemanusiaan,” ujarnya.

Kepala Desa Beber, Abdul Wahid Miftah Sofhwa, mengatakan, kegiatan Syukuran Kebersamaan menjadi momentum mempererat silaturahmi antarwarga serta memperkuat nilai-nilai duduluran sauyunan.
“Selain ajang apresiasi, kegiatan ini menjadi simbol rasa syukur atas kekompakan dan kemajuan desa,” ujarnya.
Menurut Miftah, Bewara Dusun merupakan inovasi sosial yang menggali potensi setiap dusun dan memperkuat semangat gotong royong lintas elemen masyarakat.
Program tersebut melibatkan aparat dusun, tokoh agama, pemuda, kelompok perempuan, serta organisasi kepemudaan seperti Karang Taruna dan Pramuka Yudha.
Penilaian dilaksanakan sejak 25 Agustus hingga 22 September 2025 menggunakan metode dialog, wawancara, dan jejak pendapat warga.
“Setiap dusun punya kelebihan dan potensi tersendiri. Hasil penilaian ini menjadi dasar kami menyusun program pembangunan yang lebih tepat sasaran dan berkelanjutan,” jelasnya.
Hasil penilaian Bewara Dusun menegaskan keunggulan unik dari tiap wilayah. Empat dusun menerima penghargaan dan hadiah seekor sapi dari Kepala Desa Beber sebagai bentuk apresiasi atas dedikasi mereka:
1. Dusun Goler, unggul dalam pelayanan warga dan keharmonisan sosial.
2. Dusun Sirnarasa, menonjol dengan kepemimpinan visioner dan inovasi pembangunan.
3. Dusun Mekarsari, menjadi contoh kuat dalam budaya gotong royong warga.
4. Dusun Cikareo, berprestasi dalam pemberdayaan pemuda dan ekonomi kreatif.
“Hadiah sapi ini menjadi simbol penghargaan dan motivasi agar semangat gotong royong terus hidup di setiap dusun,” ungkap Miftah.
Bersamaan dengan kegiatan Syukuran Kebersamaan, Miftah mengungkapkan Pemerintah Desa Beber juga meluncurkan program BERAYAT (Beber Raya Asuh Yatim).
“Program ini merupakan ajakan gerakan kemanusiaan yang mengajak seluruh warga untuk ikut menanggung dan membantu kesejahteraan anak-anak yatim di lingkungannya,” tuturnya.
Di Desa Beber sendiri, terdapat 17 anak yatim yang menjadi penerima manfaat langsung dari program ini. Mereka mendapatkan perhatian dan pendampingan dari masyarakat serta pemerintah desa secara berkelanjutan.
“Melalui BERAYAT, kami ingin memastikan bahwa tidak ada anak yatim yang merasa sendiri. Kepedulian sosial ini menjadi bagian dari pembangunan yang berkeadilan dan berjiwa gotong royong,” tambah Miftah.
Menurut Miftah kebersamaan yang terbangun di tengah masyarakat menjadi bukti bahwa Desa Beber berhasil menghidupkan kembali semangat duduluran sauyunan dalam kehidupan sehari-hari.
“Sinergi antara pemerintah desa, lembaga kemasyarakatan, dan warga menciptakan fondasi kuat bagi pembangunan yang inklusif, kreatif, dan berkelanjutan,” imbuhnya.
Dengan semangat gotong royong, Miftah menegaskan bahwa kekuatan utama membangun desa bukan terletak pada besarnya anggaran, tetapi pada solidaritas, kepedulian, dan kebersamaan warganya. (Nay Sunarti)