Ciamis, deJurnal – Pelaksanaan Tes Kemampuan Akademik (TKA) tahun 2025 di Kabupaten Ciamis menjadi momentum penting bagi satuan pendidikan nonformal untuk menunjukkan kesetaraan kualitas belajar.
Salah satunya dilakukan oleh PKBM Hidayah Galuh Ciamis, yang sukses menggelar TKA dengan partisipasi puluhan warga belajar dari berbagai kelompok usia.
Kegiatan tersebut menjadi wujud nyata bahwa pendidikan nonformal juga memiliki peran besar dalam membentuk sumber daya manusia yang kompeten dan siap bersaing.
Kepala PKBM Hidayah Galuh Ciamis, Ius Yusmiati, S.Pd., M.M., menjelaskan bahwa TKA merupakan asesmen nasional yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) untuk mengukur capaian akademik siswa sesuai kurikulum.
“Bagi PKBM, TKA ini penting karena memberikan pengakuan akademik yang setara bagi warga belajar, baik dari jalur formal maupun nonformal,” kata Ius, saat pelaksanaan TKA di PKBM Hidayah Galuh, Sabtu (8/11/2025).
Diungkap Ius, tahun ini, PKBM Hidayah Galuh melaksanakan TKA dengan 42 peserta pada sesi pertama, yang seluruhnya hadir.
Kegiatan berlangsung selama dua hari dengan sistem ujian berbasis komputer.
Hari pertama menguji Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan Matematika, sementara hari kedua untuk mata pelajaran pilihan, yaitu Geografi dan Ekonomi.
Menurut Ius, meskipun bersifat opsional, hasil TKA memiliki nilai strategis bagi warga belajar.
“Peserta yang mengikuti TKA akan mendapatkan sertifikat kemampuan akademik. Sertifikat ini bisa digunakan untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi atau bahkan menjadi syarat melamar pekerjaan,” jelasnya.
Ia menambahkan, bagi peserta didik di PKBM, sertifikat tersebut merupakan bentuk pengakuan resmi atas kemampuan akademik yang dimiliki.
“Jadi, setelah lulus, mereka tidak hanya memperoleh ijazah tetapi juga sertifikat kemampuan yang diakui pemerintah,” ujarnya.
Dari total 184 warga belajar yang terdaftar, tidak semuanya dapat mengikuti TKA karena beberapa peserta sedang bekerja atau sakit. Namun, Ius bersyukur pelaksanaan berjalan lancar dan penuh semangat.
“Peserta yang hadir menunjukkan komitmen tinggi untuk menuntaskan ujian. Ini bentuk semangat belajar sepanjang hayat,” katanya.
Dalam pelaksanaanya Ius mengakui adanya kendala teknis pada tahap simulasi, namun semua dapat diatasi berkat dukungan panitia dan instruktur.
M
Pelaksanaan TKA di PKBM Hidayah Galuh merupakan tindak lanjut dari Rapat Koordinasi Nasional Persiapan Pelaksanaan TKA yang digelar oleh Kemendikdasmen pada 24–26 Oktober 2025 di Jakarta.
Kegiatan tersebut dihadiri perwakilan Dinas Pendidikan Kabupaten Ciamis, yang menyatakan siap mendukung pelaksanaan TKA di berbagai lembaga pendidikan nonformal.
“Kami berharap kegiatan ini bisa menjadi agenda tahunan. TKA membantu kami melakukan pemetaan mutu pendidikan dan memastikan semua warga belajar memiliki kesempatan setara untuk diakui kompetensinya,” tutur Ius.
Senada dengan hal tersebut, perwakilan dari SKB Ciamis, Herni, menilai pelaksanaan TKA di PKBM seperti Hidayah Galuh merupakan langkah maju dalam pemerataan pendidikan.
“Banyak peserta TKA di SKB yang sudah berusia dewasa. Mereka sangat terbantu dengan adanya asesmen ini untuk melanjutkan kuliah atau mencari kerja,” kata Herni.
Ke depan, Herni berharap kolaborasi antara PKBM dan SKB dalam berbagai kegiatan pembelajaran dan pelatihan keterampilan tetap terjalin baik agar warga belajar semakin berdaya.
“Kami terbuka untuk pelatihan bersama seperti tata rias, wirausaha, atau keterampilan kerja lain yang relevan dengan kebutuhan masyarakat,” tambahnya.
Diketahui Tes Kemampuan Akademik dirancang untuk mengukur penalaran, analisis, dan kemampuan berpikir kritis peserta didik (HOTS).
Selain menjadi alat ukur capaian akademik, TKA juga berperan sebagai validator nilai rapor untuk jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) dan bahan pertimbangan seleksi di PTN jalur Mandiri maupun Perguruan Tinggi Swasta (PTS).
Dengan pelaksanaan di PKBM Hidayah Galuh dengan pengawasan SKB Ciamis, asesmen tersebut menegaskan bahwa kesempatan belajar dan pengakuan akademik terbuka bagi siapa pun, tanpa batas usia dan latar belakang pendidikan.
“Semoga dengan adanya TKA, masyarakat semakin termotivasi untuk terus belajar dan meningkatkan kompetensinya,” pungkas Herni (Nay Sunarti)







