Ciamis, deJurnal.id – Organisasi perempuan berbasis keterampilan dinilai memiliki peran strategis dalam mendorong kemandirian ekonomi keluarga dan daerah.
Hal itu tercermin dari kiprah Harpi “Melati” Kabupaten Ciamis yang terus konsisten membina sumber daya manusia (SDM) perias pengantin agar kompeten, berdaya saing, dan bernilai ekonomi.
Komitmen Harpi tersebut mendapat apresiasi dari Anggota DPR RI Komisi VI Fraksi PDI Perjuangan, Ida Nurlaela Wiradinata, yang hadir dalam pelantikan pengurus Harpi Melati Kabupaten Ciamis di Aula Dinas Pendidikan Ciamis, Senin (15/12/2025).
Ida menegaskan bahwa Harpi merupakan organisasi yang tidak mudah dikelola. Selain telah berdiri lama, Harpi bergerak di sektor jasa kreatif yang menuntut konsistensi, inovasi, dan regenerasi berkelanjutan.
“Ini organisasi yang tidak mudah, tetapi Alhamdulillah Harpi Ciamis masih tetap eksis, solid, dan regenerasinya berjalan. Ini luar biasa,” kata Ida Nurlaela.
Sebagai anggota Komisi VI DPR RI yang bermitra dengan sektor UMKM, perdagangan, dan koperasi, Ida menyampaikan komitmennya untuk mendukung penguatan UMKM perempuan.
Ia menyebut berbagai program pusat, termasuk penguatan koperasi dan pembiayaan UMKM, terus diupayakan agar benar-benar dirasakan masyarakat.
“Di Harpi juga banyak pelaku UMKM. Insya Allah, jika ada ibu-ibu yang membutuhkan dukungan UMKM dan mengajukan secara jelas, akan kami realisasikan sesuai mekanisme,” ujarnya.
Ida juga menekankan pentingnya menghadirkan ruang berkarya bagi perempuan agar potensi yang dimiliki dapat berkembang maksimal.
Ida menyebutkan, perempuan hebat tidak hanya ada di kota besar, tetapi juga tumbuh dan berkarya di daerah seperti Ciamis.
“Kami ingin menunjukkan bahwa perempuan hebat itu ada di wilayah kita. Harpi adalah wadah yang sangat baik bagi perempuan untuk berkarya, mandiri, dan berkontribusi bagi ekonomi keluarga,” katanya.
Ida menambahkan, keberadaan Harpi juga sejalan dengan upaya pelestarian budaya, khususnya budaya Sunda, yang saat ini kembali mendapat perhatian kuat di tingkat Provinsi Jawa Barat.
“Budaya adalah jati diri. Kita harus bangga menjadi orang Sunda, orang Indonesia. Perempuan harus lebih berkarya, lebih produktif, tanpa meninggalkan nilai budaya,” tegasnya.
Lebih lanjut, Ida mengatakan bahwa perempuan memiliki peran besar dalam membangun kemandirian ekonomi keluarga dan daerah. Namun, ia juga mengakui bahwa menjadi perempuan yang memimpin organisasi bukanlah hal yang mudah.
“Perempuan harus berdaya dan mandiri. Tidak boleh berpangku tangan, karena perempuan adalah kekuatan produktif yang sangat besar,” ujarnya.
Terkait dukungan konkret, Ida mengungkapkan pemerintah telah menyiapkan berbagai skema pembiayaan UMKM, termasuk kredit tanpa jaminan. Namun, sebagai bagian dari fungsi pengawasan DPR RI, ia menegaskan pentingnya turun langsung ke lapangan.
“Kami tidak bisa menyimpulkan hanya dari laporan. Harus dicek langsung apakah program itu benar-benar berjalan dan dirasakan manfaatnya,” katanya.
Ida pun menilai Kabupaten Ciamis memiliki potensi UMKM yang sangat besar, dengan produk-produk unggulan yang telah dikenal luas, baik nasional maupun regional.
“Kita akan petakan UMKM yang potensinya besar, tetapi masih terkendala modal atau alat produksi. Di situlah negara harus hadir,” ujarnya.
Tidak lupa Ida mengajak organisasi perempuan, termasuk Harpi, untuk terus melahirkan program berkelanjutan yang mampu mencetak wirausaha baru, memperkuat ekonomi keluarga, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara luas. (Nay Sunarti)













