Dejurnal.com, Bandung- DKM Al-Haq Margahayu Kabupaten Bandung menggelar sholat Idul Adha di halaman Sekolah Al-Haq Margahayu, Jumat 5 Juni 2025 M/ 9 Dzulhijjah 1446 H.
Bertindak sebagai Imam dan Khotib Ustadz H. Dede Abdul Fatah, Ketua Bidang Garapan Perzakatan PD Presisi Kabupaten Bandung.
Mengawali khutbahnya Dede Abdulfatah mengajak ratusan makmum pada Solat Idul Adha tersebut untuk bersyukur kepada Allah karena tak semua orang bisa melaksanakan salat Idul Adhaha.
Ustadz Dede mengutip Qur’an Surat At-Taubah ayat 36 tentang penciptaan langit dan bumi dan di antara bilangan 12 bulan ada 4 bulan haram.
Kaitan bulan Muharam, ada ibadah khusus yang harus dilakukan. Yang pertama kata Dede ibadah haji bagi yang mampu fisik dan materi. Dan dalam ibadah haji itu di antaranya wukuf di Arafah.
“Wukuf di Arafah itu menyatakan diri hanyalah Allah di hadapatln kita, apa yang dibawa kepada Allah hanya kain inlhram, kita ini tidak ada apa-apanya. Siapa kita dan apa yang akan kita lakukan, serta kita menuju kemana tak satu orang pun membawa jabatan. Sebagaimana kita meninggal,” terang Ustadz Dede.
Kemudian Wukuf di Muzdalifah, lanjut Dede hanya sebentar. “Untuk merenung, mengingatkan diri apa yang sedang kita lakukan dan apa yang akan kita lakukan,” katanya.
Kemudian ada melempar Jumrah, mengandung makna melepaskan sifar-sifat iblis dalam jiwa. Kemudian yang menjalankan ibadah haji diwajibkan menyembelih hadyun di tanah Haram.
Menurut Dede, bahwa rangkaian ibadah-ibadah ritual itu sepertibl ibadah sholat, intinya berkurban.
Kemudian yang kedua dilakukan pada bulan Haram itu ialah Udiyah atau memotong hewan Qurban bagi yang tidak melakukan ibadah haji
“Mungkin kita belum bisa melaksanakan kurban, tapi kurbankan apa yang bisa kita lakukan untuk mendekatkan diri kepada Allah. Kurban tenaga dan pikiran,” katanya.
Sedangkan yang ketiga adalah Saum Arafah. Ustadz Dede menjelaskan keutamaan Sum Arafah, yang diantaranya melaksanakan sehari saum, tetapi dimaafkan dosa selama 2 tahun.
Sebelum menutup khutbah Idul Adha, Ustadz Dede menyampaikan pesan agar dalam menolong terhadap sesama manusia tidak melihat latar belakang apa pun dari yang kita tolong. Ustadz Dede menyampaikan ketualadanan Nabi Ibrahim.
Nanti Ibrahim tiap hari membuka pintu rumahnya untuk orang datang dijamu bahkan untuk beberapa waktu singgah untuk menginap.
Ketika satu waktu, sampai sore tak ada seorang pun yang datang ke rumah nabi Ibrahim. Sampai datanglah seseorang yang tidak ia kenal. Nabi Ibrahim pun kegirangan karena ia bisa beramal menolong dan menjamu orang tersebut.
Namun, ketika Ibrahim mengetahui bahwa orang tersebut orang kafir, yang tidak menyembah Allah, hati Ibrahim pun bertanya-tanya dan ragu. Dengan sikap tersebut Allah menegur Ibrahim, bahwa memang benar orang tersebut tidak menyembah Allah, namun kata Allah, orang tersebut dilindungi dan dipelihara Allah, diberi Rizki selama 40 tahun kehidupannya. “Apakah engkau tidak mau menolongnya?” kata Allah.
Maka Ibrahim pun akhirnya menjamu dan menolong orang tersebut untuk singgah di rumahnya, sehingga orang itu bertanya kepada Nabi Ibrahim, kenapa berubah pikiran, yang tadinya seperti enggan menjamu dan menolongnya, tetapi sekarang berubah.
Nabi Ibrahim menjawab, bahwa ia melakukan itu semua karena Allah memerintahkannya. Mendengan hal tersebut, orang yang tak dikenal itu menyatakan diri mengikuti ajaran Ibrahim dan menyembah Allah.
Dengan sikap itu juga, Ibrahim menyandang gelar Khalilullah atau yang disayang Allah.* Sopandi