Dejurnal, Ciamis,- Pemerintah Kabupaten Ciamis melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) kembali menggelar Lomba Inovasi Daerah Tahun 2025, sebagai wujud komitmen dalam mendorong lahirnya ide-ide kreatif dari kalangan Aparatur Sipil Negara (ASN) dan masyarakat.
Dengan mengusung tema “Inovasi Berbasis Kemandirian, Mendorong Percepatan Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat”, ajang tahunan tersebut menjadi ruang strategis untuk menciptakan solusi-solusi berbasis kebutuhan lokal.
Dari berbagai inovasi yang masuk sejak pembukaan lomba pada Desember 2024 lalu, Derry Insan Akhira Yusman, S.STP., ASN dari Kelurahan Sindangrasa, Kecamatan Ciamis, berhasil meraih Juara 1 Kategori ASN melalui inovasi bertajuk “Kekasih Hati” (Keluarga Asuh Balita Stunting)
Derry menjelaskan bahwa gagasan lahir dari keprihatinan terhadap tingginya angka stunting di wilayahnya.
“Program “Kekasih Hati” mengedepankan pendekatan berbasis empati, di mana para ASN di lingkungan Kelurahan Sindangrasa menjadi “keluarga asuh” bagi balita stunting, tidak hanya memberikan dukungan gizi, tetapi juga membangun hubungan emosional yang erat dengan anak-anak,” terangnya.
Diungkap Derry permasalahan stunting tidak bisa diselesaikan hanya dengan pendekatan formal saja harus ada upaya-upaya yang lebih humanis yang dilakukan.
“Maka dari itu kami hadirkan pendekatan kekeluargaan, di mana setiap ASN memiliki balita asuh yang mereka dampingi secara langsung,” ungkap Derry.
Derry juga menyampaikan apresiasi yang mendalam kepada Pemerintah Kabupaten Ciamis, khususnya kepada Bupati dan Bappeda, yang telah memberikan wadah dan dukungan nyata bagi para inovator.
“Saya sangat berterima kasih kepada Pak Bupati dan Bappeda yang telah memberikan ruang bagi ASN dan masyarakat untuk menyalurkan ide dan kreativitas,” jelasnya
Derry berharap program tersebut tidak hanya menjadi inovasi sesaat, tetapi dapat berkelanjutan dan direplikasi di berbagai wilayah, terutama bagi siapa pun yang nantinya bertugas di Kelurahan Sindangrasa.
“Saya masih ingat, Pak Bupati pernah mengatakan ‘Jangan jadikan keterbatasan sebagai hambatan, tetapi jadikan keterbatasan sebagai alasan untuk terus berinovasi.’ Dari semangat itulah program ini, dan siapapun nanti yang ada di Sindangrasa dapat melanjutkan program kekasih hat,” tegasnya.
Dijelaskan Derry keberhasilan program “Kekasih Hati” juga mendapat dukungan dari Bappeda Kabupaten Ciamis agar dapat dibawa ke tingkat yang lebih tinggi. Saat ini, inovasi tersebut tengah disiapkan untuk diajukan ke tingkat Provinsi Jawa Barat, melalui fasilitasi BP2D Jawa Barat
“Kami optimis, jika program ini terus dikembangkan, maka penanganan stunting di Jawa Barat bisa jauh lebih efektif karena pendekatan yang digunakan sangat dekat dengan masyarakat,” tambahnya
Menurut Derry program “Kekasih Hati” bukan sekadar proyek ASN, tetapi menjadi gerakan sosial yang melibatkan hati dan empati. Dengan partisipasi aktif ASN sebagai bagian dari solusi, inovasi ini menunjukkan bahwa upaya pencegahan stunting bisa dilakukan secara gotong royong dan penuh rasa kemanusiaan.
“Harapan saya, program ini tidak hanya berhenti sebagai pemenang lomba. Tapi benar-benar bisa menjadi bagian dari gerakan bersama untuk menyelamatkan generasi masa depan,” pungkasnya. (Nay Sunarti)