Dejurnal, Ciamis,- Warga Dusun Bojongsari, Desa Dewasari, Kecamatan Cijeunjing, Kabupaten Ciamis digemparkan oleh penemuan jasad seorang remaja laki-laki yang tewas tertabrak kereta api pada Rabu malam (06/08/2025), sekitar pukul 22.30 WIB. Peristiwa tragis itu diduga kuat merupakan aksi bunuh diri.
Tubuh korban ditemukan dalam kondisi mengenaskan di sisi rel kereta api, tidak jauh dari pos penjagaan perlintasan rel Bojongsari. Sementara itu, sebuah sepeda motor yang diduga milik korban ditemukan terparkir rapi di pos jaga rel kereta, menambah kecurigaan bahwa peristiwa ini disengaja.
“Motornya disimpan di pos penjagaan rel kereta, terus orangnya tiba-tiba sudah ada di bawah rel,” ujar salah satu warga yang turut menyaksikan proses evakuasi malam itu.
Pihak kepolisian dari Polres Ciamis yang menerima laporan segera mendatangi lokasi kejadian. Setelah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan mengevakuasi jasad korban, petugas menemukan kartu identitas milik korban yang menjadi petunjuk utama dalam proses identifikasi.
Korban diketahui bernama Akang Reza Alfarizi Firdaus, berusia 20 tahun, warga Dusun Lampajang RT 012 RW 004, Desa Margamulya, Kecamatan Kawali, Kabupaten Ciamis. Berdasarkan informasi dari dokumen dan keterangan warga, korban merupakan pemuda lajang dan belum memiliki pekerjaan tetap.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Ciamis mengungkapkan bahwa pihaknya masih melakukan pendalaman terhadap motif di balik peristiwa nahas tersebut. Dugaan sementara mengarah pada aksi bunuh diri, mengingat tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan selain luka akibat benturan kereta api.
“Untuk sementara ini kami menduga korban dengan sengaja menabrakkan diri ke arah kereta yang sedang melaju. Namun, kami masih terus mengumpulkan informasi dari saksi-saksi dan keluarga korban,” ungkap petugas di lapangan.
Peristiwa ini meninggalkan duka dan trauma mendalam bagi warga sekitar yang secara langsung menyaksikan evakuasi korban. Tidak sedikit dari mereka yang berharap kasus ini bisa menjadi peringatan tentang pentingnya perhatian terhadap kesehatan mental, terutama di kalangan remaja dan pemuda yang tengah menghadapi tekanan hidup.
Kasus ini juga sekaligus mengingatkan masyarakat luas tentang urgensi memperkuat ketahanan keluarga. Di tengah dinamika sosial yang makin kompleks, keluarga seharusnya menjadi tempat paling aman bagi setiap anggotanya, terutama anak dan remaja.
Ketahanan keluarga bukan hanya tentang ekonomi, tapi juga mencakup dukungan moral, komunikasi yang terbuka, serta pengasuhan yang penuh empati.
Pemerintah Kabupaten Ciamis sendiri secara konsisten menggulirkan kampanye “Keluarga Kuat, Keluarga Hebat, Kabupaten Hebat” sebagai bentuk komitmen untuk membangun fondasi keluarga yang tangguh dan peduli.
Penanganan dini, komunikasi terbuka, serta akses ke layanan konseling harus menjadi bagian dari budaya bersama demi mencegah tragedi serupa terulang. (Nay Sunarti)