Dejurnal, Ciamis,- Dalam rangka memeriahkan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia ke-80, warga Perum Bumi Pakarangan, khususnya Blok C dan D, Dusun Cihideung, Desa Utama, Kecamatan Cijeungjing, menggelar perlombaan yang unik pada Sabtu malam (9/8/2025).
Bukan lomba balap karung atau tarik tambang seperti umumnya, namun permainan tradisional congklak yang dimainkan oleh ibu-ibu dan bapak-bapak di lapangan voli setempat.
Suasana semakin meriah dengan cahaya bulan yang menyinari lapangan, menambah kesan estetik dan menghadirkan rasa “zaman baheula” yang sarat nostalgia. Puluhan warga memenuhi arena, tertawa riang, saling bersenda gurau, dan bermain dengan penuh semangat.
Ketua Panitia Pelaksana, Tety, menjelaskan bahwa pilihan lomba congklak ini dilandasi keinginan untuk menghidupkan kembali memori permainan tradisional yang mulai dilupakan di tengah derasnya arus digitalisasi.
“Kami ingin anak-anak muda mengenal permainan tradisional yang dulu menjadi hiburan utama. Congklak bukan sekadar permainan, tapi juga mengajarkan kebersamaan, toleransi, dan sportivitas,” ungkap Tety.
Tentang Permainan Congklak sendiri Tety menjelaskan bahwa Congklak adalah permainan papan tradisional yang populer di Indonesia, dimainkan oleh dua orang.
“Papan congklak memiliki dua deret lubang kecil (masing-masing 7 lubang) dan dua lubang besar di ujung kiri dan kanan sebagai “lumbung”. Setiap lubang kecil berisi biji-bijian (biasanya 7 biji),” jelasnya.
Adapun Tata Cara dan Peraturan Lomba Congklak yaitu:
1. Jumlah Pemain: 2 orang.
2. Susunan Awal:
-Setiap lubang kecil diisi 7 biji congklak.
-Dua lubang besar (lumbung) di ujung papan kosong.
3. Giliran Bermain:
-Pemain memulai dengan memilih salah satu lubang di sisinya.
-Semua biji dari lubang itu diambil, lalu dibagikan satu per satu ke lubang berikutnya searah jarum jam, termasuk ke lumbung milik sendiri.
4. Peraturan Tambahan:
-Jika biji terakhir jatuh di lumbung sendiri, pemain mendapat giliran lagi.
-Jika biji terakhir jatuh di lubang kosong milik sendiri, pemain berhak mengambil seluruh biji di lubang lawan yang berhadapan.
-Jika biji terakhir jatuh di lubang berisi biji, pemain mengambil semua biji di lubang itu dan melanjutkan pembagian.
5. Akhir Permainan:
-Permainan berakhir jika seluruh lubang kecil di salah satu sisi kosong.
-Pemenang ditentukan dari jumlah biji terbanyak di lumbung masing-masing.
Menurut Tety perlombaan congklak di Perum Bumi Pakarangan ini menjadi bukti bahwa semangat kemerdekaan tak hanya dirayakan dengan kemeriahan saja tetapi juga melalui pelestarian budaya.
“Dengan tawa, cahaya bulan, dan nuansa tempo dulu, semoga permainan tradisional tetap hidup di tengah gempuran teknologi modern,” imbuhnya
Salah satu peserta, Resa Hermanto, mengaku sangat bahagia dapat kembali memainkan congklak.
“Rasanya seperti kembali ke masa kecil. Dulu sering main congklak bareng keluarga, dan malam ini memori itu muncul lagi,” ujarnya sambil tersenyum.(Nay Sunarti)