Dejurnal, Ciamis,- Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ciamis mencatat sebanyak 200 kasus Tuberkulosis (TBC) ditangani sepanjang Juli 2024 hingga Juli 2025.
Data tersebut menjadi gambaran seriusnya ancaman penyakit menular tersebut di tengah upaya menuju eliminasi TBC nasional 2030.
Kabid Pelayanan RSUD Ciamis, dr. H. Bayu Yudiawan, MM, menjelaskan bahwa TBC masih menjadi masalah kesehatan utama di Kabupaten Ciamis. Meski tren kasus relatif stabil, tantangan terbesar tetap pada kepatuhan pasien dalam menjalani pengobatan.
“Rata-rata pengobatan TBC berlangsung selama enam bulan, terdiri dari dua bulan fase intensif dan empat bulan fase lanjutan. Kendala yang paling sering muncul adalah pasien tidak patuh minum obat, padahal hal itu sangat menentukan keberhasilan terapi,” jelas dr. Bayu, Selasa (27/08/2025).
Menurut dr. Bayu, kasus TBC yang paling banyak ditemui adalah TBC sensitif obat tanpa penyulit, sementara kasus TBC resisten obat (RO/MDR) jumlahnya lebih sedikit tetapi membutuhkan penanganan lebih kompleks.
“Untuk TBC MDR, masa pengobatannya bisa mencapai dua tahun dengan biaya sangat besar. Karena itu pencegahan dan kepatuhan pasien sangat penting,” tambahnya.
dr. Bayu mengungkapkan RSUD Ciamis menyediakan layanan terintegrasi mulai dari skrining, diagnosis, hingga pengobatan. Proses penjaringan dilakukan dengan dua metode, yakni aktif case finding (menyasar keluarga serumah pasien) dan pasif case finding (pasien datang setelah merasakan gejala).
“Untuk memastikan diagnosis akurat, RSUD Ciamis telah dilengkapi dengan fasilitas modern seperti Tes Cepat Molekuler (TCM), pemeriksaan PCR, rontgen, dan laboratorium pendukung,” tuturnya.
Selain pengobatan, pencegahan juga menjadi prioritas. dr. Bayu menekankan pentingnya imunisasi BCG untuk bayi usia 0–6 bulan, menjaga gizi seimbang, dan meningkatkan sanitasi lingkungan.
“Masyarakat sering kali terlambat menyadari gejala TBC, padahal tanda awalnya bisa berupa batuk lebih dari dua minggu, penurunan berat badan drastis, hingga keringat malam hari. Edukasi ini terus kami lakukan agar masyarakat lebih waspada,” tegasnya
Dikatakan dr. Bayu RSUD Ciamis juga menjalin kerja sama erat dengan Dinas Kesehatan, Puskesmas, hingga komunitas untuk memperluas jangkauan layanan.
“Dukungan program nasional dan Provinsi Jawa Barat seperti dokter desa dan posyandu terintegrasi turut memperkuat upaya penanggulangan TBC,” imbuhnya
Meski fasilitas dan obat-obatan di RSUD Ciamis terbilang aman, dr. Bayu menyebutkan tantangan tetap ada, terutama stigma masyarakat terhadap pasien TBC dan keterbatasan dalam menjangkau wilayah yang jauh dari rumah sakit.
dr. Bayu menambahkan peran keluarga sangat penting untuk mendampingi pasien agar disiplin menjalani pengobatan. RSUD Ciamis juga rutin mengadakan penyuluhan kesehatan sebagai upaya peningkatan kesadaran masyarakat.
“Kami berharap masyarakat tidak takut untuk memeriksakan diri jika mengalami gejala TBC. Dengan kepatuhan pengobatan, dukungan keluarga, dan kerja sama lintas sektor, target eliminasi TBC 2030 bisa tercapai,” pungkasnya. (Nay Sunarti)