Ciamis, deJurnal,- Peningkatan kasus HIV di Kabupaten Ciamis, termasuk temuan kasus pada pelajar tingkat SMP, menjadi peringatan serius bagi dunia pendidikan dan kesehatan.
Kondisi tersebut mendorong Pemerintah Kabupaten Ciamis melalui Dinas Kesehatan dan Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) memperluas edukasi pencegahan HIV/AIDS ke lingkungan sekolah.
Salah satunya melalui kegiatan edukasi yang melibatkan ratusan pelajar di SMAN 2 Ciamis dalam rangka Peringatan Hari AIDS Sedunia 2025. Jumat (28/11/2025)
Kegiatan yang berlangsung di Gedung Olahraga SMAN 2 Ciamis ini mengusung tema “Lindungi yang Terkasih, Jaga Kota Terbersih” dan menjadi momentum memperkuat kesadaran generasi muda terhadap bahaya HIV serta pentingnya perilaku hidup sehat.
Bupati Ciamis, Dr. H Herdiat Sunarya, melalui Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Ciamis, Dr. Rizali Sopian, mengapresiasi langkah proaktif KPA Ciamis yang berhasil membuka akses edukasi HIV ke sekolah-sekolah.
Rizali menekankan bahwa pencegahan adalah langkah paling efektif dalam memutus penyebaran HIV/AIDS.
“Kemajuan pengobatan bukan alasan untuk abai. Kewaspadaan tetap harus dijaga,” ujarnya.
Selain itu, ia menyoroti hambatan berupa stigma dan diskriminasi yang masih dialami ODHA saat mengakses layanan kesehatan. Menurutnya, Ciamis harus menjadi wilayah yang ramah, peduli, dan menghargai kesetaraan tanpa stigma.
Rizali juga menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor mulai dari Puskesmas, rumah sakit, organisasi masyarakat, hingga pemerintah desa—untuk memperkuat akses layanan seperti pencegahan penularan ibu ke anak dan terapi ARV.
“Indonesia menargetkan bebas AIDS pada 2030. Ini hanya tercapai bila semua unsur bergerak bersama,” jelas Rizali.
Kepala SMAN 2 Ciamis, Dra. Hj. Teti Gumiati, M.Pd, membuka kegiatan secara resmi. Ia menegaskan bahwa edukasi HIV bagi remaja sangat penting dilakukan mengingat usia SMA merupakan fase paling rentan terhadap berbagai tekanan, tantangan pergaulan, dan paparan informasi digital.
“Edukasi dan pencegahan adalah hal terpenting bagi remaja. Mereka harus memahami risiko sekaligus cara melindungi diri,” tegas Teti.
Sementara itu Ketua Harian KPA Ciamis, Andi Ali Fikri, menjelaskan bahwa kegiatan tersebut merupakan bagian dari rangkaian peringatan Hari AIDS Sedunia yang dipercepat pelaksanaannya karena berdekatan dengan jadwal ujian sekolah.
Andi menyebut sekitar 400 peserta hadir dari berbagai unsur, seperti MKKS, kepala sekolah, OSIS, PGRI, hingga perwakilan OPD.
Lebih lanjut Andi mengungkapkan bahwa tren peningkatan kasus HIV di Ciamis perlu ditangani serius.
Kelompok lelaki seks dengan lelaki (LSL) masih mendominasi jumlah kasus, ditambah peningkatan aktivitas komunitas di media sosial yang turut berpengaruh.
Yang lebih mengkhawatirkan, kata Andi, kasus HIV sudah muncul pada pelajar tingkat SMP.
“Ini sangat mengkhawatirkan dan harus segera diantisipasi,” ujarnya.
Terkait penanganan kasus pelecehan maupun remaja rentan, Andi menyampaikan bahwa KPA telah bekerja sama lintas sektor untuk memberikan pendampingan psikologis.
Namun ia mengakui adanya keterbatasan anggaran, terutama untuk layanan psikiater. Meski begitu, KPA memastikan tetap membuka ruang pelaporan seluas-luasnya.
“Jika siswa menemukan kasus pada temannya, silakan lapor. Kami siap menjemput bola,” tegasnya.
Abdi mengungkapkan saat ini KPA Ciamis tengah menyiapkan layanan hotline digital untuk edukasi dan pengaduan terkait HIV. Platform tersebut diharapkan dapat mempercepat akses informasi bagi remaja.
“Peringatan Hari AIDS Sedunia 2025 di Ciamis tidak sekadar seremonial, tetapi langkah nyata memperkuat literasi kesehatan di kalangan pelajar. Pemkab, KPA, sekolah, guru, dan masyarakat diharapkan terus bersinergi membangun lingkungan yang lebih peduli, responsif, dan bebas stigma terhadap HIV/AIDS,” tuturnya.
Andi berharap edukasi sejak dini mampu membentengi remaja dari risiko penyebaran HIV.
“Sekaligus menjadi bagian dari upaya Ciamis sesuai visi pembangunan daerah meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang sehat, unggul, dan berdaya saing,” pungkasnya. (Nay Sunarti)













