Ciamis, deJurnal,- Pemerintah Kabupaten Ciamis melalui Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) menyalurkan hibah kepada 174 kelompok peternakan dan perikanan yang bersumber dari aspirasi DPRD Kabupaten Ciamis.
Penyaluran dilakukan di Balai Benih Ikan Disnakkan Ciamis, Desa Sukamaju. kecamatan Baregbeg. Rabu (24/12/2025)
Total nilai hibah yang dikucurkan mencapai Rp3.432.000.000, sebagai bagian dari upaya mendorong kemandirian ekonomi masyarakat berbasis sektor riil.
Kepala Disnakkan Kabupaten Ciamis, Dr. Drs. Anton Wahyu Radityananto, M.Si, menjelaskan dari total penerima hibah tersebut, 97 kelompok bergerak di bidang peternakan, sementara 77 kelompok lainnya di sektor perikanan.
Besaran dana hibah yang diterima setiap kelompok berbeda-beda, menyesuaikan kebutuhan dan usulan masing-masing kelompok.
“Nilai hibah tidak disamaratakan. Semua berdasarkan proposal yang diajukan dan hasil verifikasi lapangan,” ujarnya.
Anton menyampaikan sebelum hibah disalurkan, setiap kelompok wajib mengajukan proposal ke Disnakkan. Selanjutnya, tim melakukan verifikasi lapangan secara menyeluruh untuk memastikan kelayakan, kepemilikan sarana, serta keberlanjutan usaha.
“Dari hasil verifikasi, ada proposal yang harus direvisi, ada yang dicoret, bahkan ada yang perlu penelitian lebih lanjut. Misalnya kelompok mengaku memiliki 10 kandang atau 10 kolam, itu kita cek betul kepemilikannya, siapa pengelolanya, dan bagaimana keberlanjutannya,” jelasnya.
Dijelaskan Anton khusus untuk peternakan domba, verifikasi juga menyasar aspek keamanan kandang, terutama yang lokasinya jauh dari rumah pemilik. Hal ini dilakukan agar hibah benar-benar tepat sasaran dan tidak menimbulkan persoalan di kemudian hari.
Kebijakan hibah selaras dengan visi Bupati Ciamis “Maju dan Berkelanjutan”, yang menekankan bahwa bantuan pemerintah tidak boleh berhenti hanya pada penyerahan hibah semata.
“Jangan sampai hanya ‘maju wungkul’, hibah diterima lalu selesai. Tidak dikembangkan, tidak dikembangbiakkan, dan tidak berkelanjutan. Yang diharapkan Pak Bupati, masyarakat bisa benar-benar mandiri,” tegas Anton
Lebih lanjut Anton mencontohkan, penerima hibah domba tidak cukup hanya memelihara hingga usia produktif lalu berhenti, tetapi harus mampu mengembangkan pembibitan agar usaha terus berlanjut.
Anton memastikan kelompok penerima hibah tidak dilepas begitu saja. Pendampingan akan dilakukan secara berkelanjutan melalui Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dan UPTD di masing-masing wilayah.
“Jika nanti ada kendala teknis, kita bantu. Kalau non-teknis, termasuk faktor alam, kita laporkan dan carikan solusinya. Intinya, hibah harus dilaksanakan dengan baik dan benar,” katanya.
Dikatakan Anton penggunaan dana hibah difokuskan untuk pembelian komoditas utama, seperti bibit ternak atau ikan, serta peralatan dan sarana pendukung. Namun, kebutuhan tiap kelompok tetap disesuaikan dengan kondisi dan tingkat kemandirian masing-masing.
“Ada kelompok yang sudah kuat modal dasarnya, hanya perlu penguatan pembibitan. Ada juga yang perlu dukungan pakan, vitamin, atau konsentrat,” tambahnya.
Untuk sektor perikanan, komoditas yang dikembangkan antara lain ikan nila, nila nirwana, gurame, hingga nila black prima.
Anton menambahkan Disnakan berkomitmen agar bibit diutamakan berasal dari wilayah Ciamis, sebagai bentuk penguatan ekonomi lokal.
“Kita intervensi supaya jangan sampai bibit dibeli dari luar daerah. Minimal dari Ciamis dulu,” imbuhnya.
Menurut Anton dengan pengawasan lintas sektor yang melibatkan Inspektorat Kabupaten Ciamis, Kejaksaan, serta aparat penegak hukum, Anton memastikan seluruh proses penyaluran dan pemanfaatan hibah berjalan akuntabel, transparan, dan sesuai regulasi.
“Pengawasan tidak hanya dilakukan pada tahap administrasi, tetapi juga menyentuh pelaksanaan di lapangan, mulai dari penggunaan anggaran hingga perkembangan usaha kelompok penerima,” tuturnya
Anton menegaskan, sinergi pengawasan bertujuan untuk mencegah penyimpangan sejak dini, sekaligus memastikan hibah benar-benar dimanfaatkan untuk kegiatan produktif.
“Harapannya, hibah ini tidak berhenti sebagai bantuan sesaat, tetapi menjadi pemicu pertumbuhan usaha yang berkelanjutan dan mampu menggerakkan ekonomi masyarakat,” pungkasnya. (Nay Sunarti)













