Dejurnal.com, Garut — Arus kunjungan wisatawan ke Kabupaten Garut menunjukkan tren peningkatan yang menggembirakan selama masa libur akhir tahun. Sejumlah destinasi unggulan seperti kawasan Cipanas, Gunung Papandayan, Darajat, hingga objek wisata yang dikelola masyarakat lokal menjadi magnet utama bagi wisatawan, baik dari dalam maupun luar daerah.
Peningkatan tersebut disampaikan oleh Budi Gan Gan Gumilar, Kepala Dinas DPMPTSP sekaligus Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Garut, saat diwawancarai di depan Kantor Bupati Garut, Jalan Pembangunan, Kelurahan Sukagalih, Kecamatan Tarogong Kidul, Senin (29/12/2025).
Menurut Budi Gan Gan, tingginya angka kunjungan dapat dilihat dari lalu lalang kendaraan berpelat luar daerah, khususnya pelat B (Jakarta), serta kendaraan dari Jawa Tengah dan Jawa Timur. Hal ini menandakan bahwa Garut masih menjadi destinasi favorit wisatawan untuk menghabiskan waktu libur bersama keluarga.
“Daya tarik Garut terletak pada keindahan alamnya yang masih asri. Udara sejuk, suasana tenang, serta suara kicauan burung menjadi nilai tambah yang memberikan kenyamanan bagi para pengunjung,” ungkapnya.
Salah satu destinasi yang paling diminati adalah kawasan Cipanas, yang terkenal dengan pemandian air panas alaminya. Budi Gan Gan menjelaskan bahwa air panas di Cipanas tidak mengandung belerang, sehingga aman digunakan dan tidak menimbulkan rasa perih di mata. Hal ini menjadi keunggulan tersendiri dibandingkan destinasi air panas di daerah lain.
Selain faktor alam, ketersediaan amenitas di Kabupaten Garut juga dinilai cukup lengkap. Mulai dari penginapan dengan berbagai kelas, restoran, hingga sajian kuliner khas yang dikelola langsung oleh masyarakat lokal. Sepanjang Jalan Otista hingga kawasan Pengkolan, Jalan Patriot, dan sejumlah ruas jalan lainnya, warga turut ambil bagian dengan membuka lapak kuliner yang menambah semarak suasana wisata.
Budi Gan Gan mengakui bahwa masa libur akhir tahun kerap diiringi sejumlah tantangan, seperti kemacetan dan kepadatan arus lalu lintas, khususnya pada jam-jam tertentu. Namun demikian, kondisi tersebut tidak menyurutkan minat wisatawan untuk datang ke Garut. Beberapa kendala lalu lintas yang sempat terjadi, terutama saat arus pulang di sore hari hingga diberlakukannya penutupan sementara, telah berhasil diatasi berkat koordinasi dengan pihak kepolisian.
“Kendala ini menjadi bahan evaluasi kita bersama untuk perbaikan ke depan. Bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga membutuhkan peran aktif seluruh elemen masyarakat,” tegasnya.
Ia menekankan bahwa pembangunan sektor pariwisata tidak bisa berjalan optimal jika hanya dibebankan kepada pemerintah daerah. Keterlibatan masyarakat sangat penting, terutama dalam menciptakan rasa aman, nyaman, dan ramah bagi wisatawan yang berkunjung.
Selama masa libur Natal dan Tahun Baru (Nataru), seluruh jajaran dinas terkait tetap melakukan monitoring lapangan dan tidak mengambil cuti. Bahkan, dua minggu sebelum libur Nataru, pihaknya telah melakukan sosialisasi kepada pengelola destinasi wisata, hotel, restoran, serta komunitas pariwisata mengenai berbagai imbauan dan kesiapan menghadapi lonjakan pengunjung.
Terdapat 12 poin pengaturan dan kesiapan yang disampaikan sebagai pedoman, mulai dari aspek keselamatan, kebersihan, pelayanan, hingga pengelolaan lalu lintas. Budi Gan Gan juga menegaskan bahwa pariwisata Garut tidak hanya bertumpu pada wisata alam semata, tetapi juga memiliki potensi besar di sektor wisata budaya, yang perlu terus dikembangkan dan dikemas secara kreatif agar semakin menarik minat wisatawan.
Dengan sinergi antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat, Garut diharapkan mampu mempertahankan bahkan meningkatkan daya saing pariwisatanya sebagai salah satu destinasi unggulan di Jawa Barat.***Willy













