Dejurnal.com, Bandung – Pengusaha peternakan ayam mengeluhkan menurunnya serapan konsumen terhadap daging ayam sehingga berimbas signifikan terhadap omset peternakan
Salah satu peternakan ayam yang merasakan penurunan itu, PT. Berkah Jaya Mandiri (BJM) yang berlokasi di Rancaekek Kabupaten Bandung.
“Kalau dilihat dari sisi peternakan dan juga serapan dari konsumen, kondisi tahun ini (2022) banyak pahitnya dibanding manisnya karena serapan juga kurang,” ujar pemilik perusahaan ayam BJM, Haryanto kepada DeJurnal.com, Sabtu (10/12/2022).
Menurutnya, karena ada aspek ekonomi global jadi endingnya serapannya menurun antara 40 s/d 50 persen. “ya angka tersebut sangat drastris penurunannya, yang jelas daya beli masyarakat terhadap daging ayam tetap berkurang untuk tahun ini,” ujarnya.
Penurunannya, lanjut Dwi Haryanto, memang sangat signifikan karena jika dihitung konsumen yang sudah biasa menjadi pelanggan tercatat pesanan turun sampai 40 persen.
“Permintaan dari konsumen yang sudah berlangganan dengan perusahaan kami menurun, yang tadinya mungkin butuhnya satu ton jadi mengurangi 40 persen dan hampir semua konsumen yang ada bahkan ada juga yang tidak mengambil karena kondisi yang ada tahun sekarang ini,” tambahnya.
Kendati pemerintah menggenjot program ketahanan pangan, menurut Dwi, untuk konsumsi daging ayam belum terasa ada kenaikan. “Mungkin pembelanjaan utama sembako, sementara daging ayam tidak menjadi skala prioritas,” ujarnya.
Dwi Haryanto berharap, pemerintah bisa sinergi untuk juga dapat meningkatkan omset terhadap penjualan daging ayam sehingga para pengusaha ternak ayam ikut menggeliat perekonomiannya. “Ya, mudah-mudahan tahun depan ada perubahan yang signifikan,” harapnya. ***Deri Acong