Dejurnl.com, Sukabumi – Menanggapi kejadian adanya gesekan antar pelajar tingkat SMP, pihak sekolah dimana para pelajar ini bersekolah mengatakan bahwa tak ada satupun guru atau orang tua siswa yang menginginkan kejadian hal tersebut terjadi.
Hal itu disampaikan salah satu guru SMP ITDT, Encep saat ditemui dejurnal.com untuk diminta tanggapan terkait adanya gesekan antar pelajar yang membuat salah satu siswa mengalami robek di tangan, Rabu (8/3/2023).
Encep menyebutkan bahwa kita semua sepakat bahwa tidak ada satu pun guru atau pihak sekolah juga orang tua siswa yang punya ke inginan atau cita cita memiliki siswa atau murid atau anak harus berhadapan dengan hukum.
“Hal itu tentu bagi kami selaku pendidik merasa kecewa berat atas kejadian yang menimpa terhadap siswa sehingga kami mau tidak mau harus berpikir secara intensif dalam menyikapi kejadian tersebut, kendati kejadian itu memang di luar jam sekolah,” tuturnya.
Dikatakan, entah apa dan siapa yang mengajak semua itu kami pihak sekolah tidak tahu dan tidak mendalami hal itu.
“Mungkin lebih tepatnya untuk bertanya lebih jauh kepada pihak berwajib yang lebih punya kapasitas, semua guru juga kaget mendapat informasi itu,” ujar Encep sambil menerangkan kondisi badannya sedang tidak fit karena harus begadang semalaman menemani dan berpikir terhadap anak didiknya.
Kekagetan para guru, lanjut Encep, karena belum lama ini setiap bulan sekolah selalu lakukan pembinaan terhadap siswa siswi dengan mengundang pihak bhabinkamtibmas Polsek Parakan salak.
“Hal itu merupakan kegiatan rutin kami.sehingga dengan ada nya kejadian ini, apa yang telah di lakukan pihak sekolah kami pikir tidak melekat pada siswa siswi yang ada gini sehingga kami menyesalkan atas kejadian ini,” ujarnya.
Lanjut Dayat, atas adanya kejadian ini bhabinkamtibmas Polsek Parakan Salak akan lakukan pembinaan kembali yang kesekian kalinya.
“Sebelas anak yang saat ini telah di lakukan pemeriksaan di polres ada pihak guru yang mendampingi di sana tapi siswa siswi yang ada sekarang perlu dilakukan pembinaan secara intensif agar mereka yang ada ini bisa bercermin dari kejadian ini,” pungkasnya.
Di tempat terpisah, para guru MTS NHD pada saat di temui juga merasa kaget mendengar kabar itu.
“Kami para guru berpikir menyelamatkan korban dan cros check kembali ke berbagai lokasi yang kiranya suka di jadikan lintasa anak anak sekolah khawatir ada kejadian yang tidak di ketahui di lokasi lain, hingga kami pun yang membawa korban itu ke sekolah dan di lakukan pengobatan seadanya, karena kalau di lihat dari luka sih tidak masuk ke katagori berat, itu luka ringan hanya saja analisa kami yang melihat kondisi motor yang di tumpangi korban spionnya tinggal separoh dan bekas sajam, mungkin lebih kepada keberuntungan karena terhalang spions itu,” terang Pahru, salah satu guru di MTS NHD.***