BerandadeHumanitiOpiniKitaCerita Warga : Situs Makam Tumenggung Ardikusumah di Garut Disebut Makam Astana...

Cerita Warga : Situs Makam Tumenggung Ardikusumah di Garut Disebut Makam Astana Kalong

Dejurnal.com, Garut – Makam Astana Kalong, 30 tahun lalu merupakan area pemakaman yang dipenuhi semak belukar dan pohon-pohon besar yang lebat. Saking lebatnya area pemakaman tersebut nampak seperti hutan.

Selain lebat, makam ini dulu tempat persinggahan ribuan kalong, dan tentunya jarang sekali orang yang berani bermain di area ini, maka kemudian area pemakaman tersebut dikenal dengan istilah Astana Kalong.

Baca juga : Dulu ! Area Makam Dalem Tumenggung Ardikusumah di Garut Disebut Pasarean Ageung Timbanganten, Luas 2,8 Hektar

Hal itu diceritakan beberapa warga yang tinggal di sekitar makam Astana Kalong dimana Situs Makam Tumenggung Ardikusumah (Bupati Bandung ke2) atau lebih dikenal Demang Timbanganten berada.

“Saya sudah tinggal di Astana Kalong ini kurang lebih 26 tahun, dan waktu itu tak ada satu pun bangunan rumah di sini,” ujar salah satu warga Astana Kalong Ujang M (45) saat berbincang dengan dejurnal.com, beberapa waktu lalu.

Menurutnya, almarhum bapaknya dulu yang membuat bangunan di area makam Astana Kalong, itu pun bukan rumah tinggal namun istal kuda, membuat istal kuda atas saran atau persetujuan almarhum Pak Gaos (Kepala Desa Sukagalih jaman itu, red).

Baca juga : Menelisik Situs Makam Tumenggung Ardikusumah Bupati Bandung Ke-2 di Astana Kalong Garut

Mangga bade ngabangun istal kuda didieu mah, mung tong permanen, sabetahna (silahkan mau bangun istal kuda disini, namun jangan permanen, sebetahnya),” ujar Ujang menirukan kata Kades Gaos.

Ujang menceritakan selama 26 tahun dirinya bermukim di Astana Kalong, setiap tahun selalu ada rombongan para pejabat dari Bandung yang datang berziarah ke situs makam Tumenggung Ardikusumah.

“Datangnya rombongan, delapan bus kadang sepuluh bus, kalau berziarah ya ke makam tumenggung,” katanya.

Baca juga : Lakukan Ziarah Bersama Wabup Helmi, DKKG Dorong Pemerintah Jadikan Makam Bupati Bandung di Garut Sebagai Cagar Budaya

Ujang mengaku tidak kenal semua dengan para pejabat yang datang, hanya beberapa saja, itu pun lihat dari televisi. “Tahunya hanya Walikota Bandung saja,” ujarnya.

Menurutnya, selama 26 tahun tinggal di Astana Kalong dirinya dan warga yang bermukim di sini hanya tahu bahwa tanah pemakaman ini pemiliknya keluarga dari Bandung, selain ada makam Tumenggung Ardikusumah juga ada makam-makam tua lainnya.

Sa hapal mah, tanah nu gaduhna ti Keluarga Bandung, soalna tiap tahun aya nu datang kedieu, soal jadi carik duka teu hapal (diketahui tanah ini yang punya keluarga Bandung karena tiap tahun selalu ada yang datang kesini, soal jadi carik sama sekali tidak tahu),” ujarnya.

Kini, ketika makam Astana Kalong direncanakan bakal dibangun Rumah Sakit Paru, dirinya beserta 63 kepala keluarga yang telah berpuluh tahun tinggal harus pindah.

“Kalau pindah, yang jadi bingung menempatkan kuda dan delman, karena di tempat yang disediakan pemerintah tentunya tak ada istal kuda,” pungkas Ujang sambil menatap kosong.

Diketahui, perubahan Sukagalih dari desa menjadi kelurahan berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 10 Tahun 2002 Tentang Pembentukan Kelurahan Sukagalih, Pataruman, Suci Kaler dan Lebakjaya, pada saat Bupati Garut dipimpin Dede Satibi dan Sekda Rahmat Sujana.***Raesha/Yo

Lihat video terkait :

Anda bisa mengakses berita di Google News

Baca Juga

JANGAN LEWATKAN

TERPOPULER

TERKINI