Dejurnal, Ciamis,- Budaya gotong royong yang mengakar kuat di masyarakat Tatar Galuh menjadi kunci keberhasilan Kabupaten Ciamis meraih penghargaan bergengsi tingkat internasional.
Hal tersebut ditegaskan langsung oleh Bupati Ciamis, Dr. H. Herdiat Sunarya, dalam sambutannya pada acara Penguatan Pemberdayaan Perpustakaan Sekolah, Madrasah, dan Perguruan Tinggi di Aula BKPSDM Ciamis, Jumat (12/9/2025).
Herdiat menyampaikan, peradaban suatu bangsa tidak hanya ditentukan oleh tingkat literasi masyarakat, tetapi juga oleh kekuatan solidaritas dan kebersamaan warganya.
Dalam kesempatan itu, Herdiat mengingatkan pentingnya menghidupkan peran perpustakaan sebagai pusat ilmu pengetahuan, bukan sekadar tempat menyimpan rak-rak buku.
“Kita harus terus mengajak masyarakat rajin belajar dan membaca. Budaya literasi harus berkelanjutan. Jangan sampai perpustakaan hanya jadi pajangan,” tegasnya.
Dikatakan Herdiat, budaya literasi yang kuat akan melahirkan generasi unggul, sementara gotong royong akan menjadi penopang keberlanjutan pembangunan.
Herdiat mengaku bangga atas capaian Kabupaten Ciamis yang berhasil meraih penghargaan ASEAN Environmentally Sustainable Cities (ESC) Awards 2025. Menurutnya prestasi tersebut bukan hasil kerja individu atau pemerintah semata, melainkan buah dari partisipasi aktif masyarakat.
“Saya bangga menjadi orang Ciamis. Baru-baru ini kita meraih penghargaan sebagai kota kecil terbersih di ASEAN. Itu bukan karena bupatinya, tapi karena kebersamaan masyarakat. Gotong royong warga kita luar biasa,” ungkapnya
Herdiat menambahkan, di beberapa daerah lain penanganan kebersihan membutuhkan biaya hingga ratusan miliar rupiah. Namun, Ciamis berhasil menorehkan prestasi tanpa dana besar, melainkan dengan kekompakan warganya.
“Tadi dari Wanasigra sampai ke sini, saya lihat semua warga melakukan bersih-bersih di sepanjang jalan. Alhamdulillah, terima kasih kepada masyarakat Tatar Galuh yang selalu menjaga tradisi gotong royong,” ujarnya.
Diketahui penghargaan ASEAN ESC Awards 2025 yang diraih Kabupaten Ciamis menjadi catatan sejarah baru. Ciamis dinobatkan sebagai satu-satunya kabupaten kecil di Indonesia yang menerima penghargaan tersebut, sejajar dengan empat kota/kabupaten besar lainnya, yakni Bandung, Padang, Malang, dan Banyumas.
Dalam kategori Clean Land (Tanah Bersih), Ciamis berhasil menurunkan volume sampah yang masuk ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) dari 45 truk per hari pada 2019 menjadi hanya 9 truk per hari pada 2024.
Kesuksesan Ciamis tidak lepas dari partisipasi masyarakat dalam berbagai program inovatif, seperti:
-298 unit TPS3R (Reduce, Reuse, Recycle) di tingkat desa dan kecamatan.
-Jaringan bank sampah, termasuk bank sampah induk berbasis masyarakat.
-Program Sedekah Sampah, pelarangan plastik kurban, hingga pemberian insentif sepeda motor bagi penabung sampah terbaik.
-Pemanfaatan gas metana menjadi energi terbarukan di TPA Banjaranyar dan Ciminyak.
“Program-program tersebut berhasil berjalan efektif karena masyarakat terlibat langsung dan menjadikan gotong royong sebagai budaya hidup sehari-hari,” jelas Herdiat
Dilansir dari website: Kemenlh.go.id, Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah, dan B3 KLHK, Ary, menilai capaian tersebut menjadi pemicu bagi daerah lain untuk meniru praktik baik Ciamis.
“Kami akan terus menyinergikan program Adipura dengan kriteria ASEAN Environmentally Sustainable Cities, agar semakin banyak kota di Indonesia yang mampu bersaing dan diakui di tingkat internasional,” jelas Ary.
Menurutnya, penghargaan tidak hanya meningkatkan kualitas hidup masyarakat, tetapi juga menjadi inspirasi bagi kota-kota di ASEAN untuk membangun lingkungan hijau, berkelanjutan, dan inklusif. (Nay Sunarti)