Dejurnal, Ciamis – Limbah pertanian bukan lagi sekadar barang buangan. Di tangan masyarakat Desa Gunungsari, Kecamatan Panyingkiran, Kabupaten Ciamis, bonggol jagung kini disulap menjadi sumber pakan ternak yang bergizi dan ekonomis.
Transformasi ini lahir dari program pengabdian Universitas Galuh (Unigal) yang memberikan hibah mesin pemipil jagung dan mesin pencacah bonggol jagung, Kamis (26/8/2025).
Program yang didanai Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM) Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) tahun 2025 tersebut bukan hanya membawa peralatan, tetapi juga menghadirkan cara pandang baru tentang bagaimana masyarakat desa bisa mandiri memanfaatkan potensi lokal.
Ketua tim pemberdayaan Unigal, Toto, S.E., M.M., menegaskan bahwa hibah ini bukan sekadar bantuan alat, melainkan upaya mendorong inovasi pengolahan limbah pertanian.
“Kami dari Unigal sebatas menjembatani penyerahan mesin sekaligus memberikan pembekalan kepada petani. Harapannya, masyarakat tidak berhenti pada produksi jagung, tapi mampu mengolah limbah bonggolnya menjadi pakan bernilai tambah,” ujarnya.
Menurut Toto, jagung dipilih sebagai komoditas unggulan karena proses tanam dan perawatannya relatif mudah serta berpotensi besar mendukung ketahanan pangan lokal.i
Selain menyerahkan mesin, tim pengabdian juga memberikan pelatihan teknis pengoperasian dan perawatan mesin. Para petani mendapat pembekalan langsung dari dosen Fakultas Pertanian, M. Arief Rizki Mauladi, S.P., M.Sc., dan Rian Kurnia, S.P., M.P.
Rian menjelaskan, mesin pemipil jagung berkapasitas 1 ton per jam sangat membantu petani karena lebih cepat, efisien, dan aman dibanding pemipilan manual yang sering merusak biji. Sementara itu, bonggol jagung yang biasanya terbuang kini bisa dicacah dan difermentasi dengan metode silase untuk menghasilkan pakan bergizi, khususnya bagi ternak domba.
“Dengan proses silase, pakan dari bonggol jagung mampu meningkatkan kualitas gizi ternak. Domba yang diberi pakan silase cenderung lebih sehat dan cepat gemuk,” jelasnya.
Kepala Desa Panyingkiran, H. Soleh, menyampaikan apresiasi tinggi kepada Unigal atas terobosan inovatif ini.
“Atas nama masyarakat, kami ucapkan terima kasih. Semoga mesin ini dijaga dengan baik agar memberi manfaat berkelanjutan dan mampu meningkatkan taraf ekonomi petani,” katanya.
Hal senada disampaikan Ketua Kelompok Tani Bungur yang menjadi penerima hibah. Menurutnya, bantuan ini benar-benar menjawab kebutuhan petani dan peternak.
“Alhamdulillah, kami tidak menyangka mendapat hibah dari Kemenristek melalui Unigal. Begitu tahu akan mendapat bantuan, kelompok kami langsung berinisiatif menanam jagung bersama. Dengan mesin ini, biaya pakan bisa ditekan karena bonggol jagung yang biasanya terbuang kini bisa diolah,” tuturnya.
Program hibah mesin pengolahan jagung ini menjadi bukti nyata sinergi antara perguruan tinggi, pemerintah, dan masyarakat dalam mendorong inovasi berbasis potensi lokal. Selain meningkatkan produktivitas petani, langkah ini juga diharapkan memperkuat ketahanan pangan daerah serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa. (Nay Sunarti)