Dejurnal, Ciamis,- Komunitas Doervoer 100% Ulin kembali menunjukkan konsistensinya dalam aksi kemanusiaan. Bertempat di Markas Doervoer Jalan Benteng, Kabupaten Ciamis, komunitas ini menggelar kegiatan bakti sosial donor darah dan pemberian santunan bagi anak yatim, penderita thalasemia, serta lansia. Rabu (09/07/2025).
Dengan mengusung slogan khas Sunda, “Leuwih Hade Nyumbang Getih Tibatan Guyang Getih” (lebih baik menyumbangkan darah daripada menumpahkan darah), kegiatan ini menjadi simbol kepedulian sekaligus ajakan moral bagi masyarakat untuk ikut menyalurkan empati secara nyata.
Bupati Ciamis, Dr. H. Herdiat Sunarya, turut hadir dan memberikan apresiasi tinggi atas kiprah Doervoer yang secara konsisten menyelenggarakan kegiatan sosial yang menyentuh langsung kebutuhan masyarakat.
“Kegiatan seperti ini sangat mulia, apalagi bagi saudara-saudara kita yang mengidap thalasemia dan membutuhkan transfusi rutin. Ini sangat membantu mereka memperpanjang usia dan menjaga kualitas hidup,” ujarnya
Sebagai bentuk dukungan, Bupati Herdiat turut menambah santunan yang diberikan kepada para penerima manfaat. Dari semula Rp100 ribu, bantuan ditingkatkan menjadi Rp200 ribu per orang.
Tak lupa, Bupati Herdiat juga mengenang mendiang alm. Yana D. Putra, sosok yang dulu aktif dalam kegiatan sosial bersama Doervoer, dan mendoakan agar almarhum wafat dalam keadaan husnul khatimah.
Gubernur Doervoer, Rusna Apriatna yang akrab disapa Pap Unya, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan agenda rutin komunitas, yang diselenggarakan berkat kerja sama lintas pihak.
“Alhamdulillah, berkat dukungan para ASN, donatur, dan insan media, kegiatan ini berjalan lancar. Terima kasih juga kepada Bupati Ciamis dan Ketua PMI, Bapak H. Iing Syam Arifin, yang terus mendukung aksi sosial seperti ini,” tuturnya.
Pemilihan bulan Muharram sebagai momentum kegiatan ini bukan tanpa alasan. Bagi komunitas Doervoer, bulan ini merupakan saat yang tepat untuk berbagi dan memperkuat nilai-nilai kemanusiaan.
Kegiatan ini bukan sekadar rutinitas, melainkan ikhtiar membangun budaya gotong royong dan empati, yang semakin langka di tengah kehidupan modern.
“Setetes darah bisa jadi sejuta harapan. Doa dan senyum mereka adalah energi bagi kami untuk terus bergerak,” tambah Pap Unya
Ketua Pelaksana, Adang Sudrajat, menyebutkan bahwa tahun ini kegiatan dilaksanakan di sekretariat Doervoer yang juga berfungsi sebagai balai warga, dengan tujuan mendekatkan lokasi kepada masyarakat sekitar.
“Target awal kami hanya 50 penerima, tapi berkat antusiasme para donatur, jumlahnya melonjak jadi 130 orang. Terdiri dari anak yatim, penderita thalasemia, dan lansia,” jelasnya.
Untuk aksi donor darah, panitia mencatat 60 pendonor telah menyumbangkan darah sejak pagi. Aksi ini menjadi bagian dari komitmen Doervoer untuk menggelar donor darah keliling, agar lebih mudah diakses masyarakat.
Sementara itu Gina Fauziah Ulfah, penderita thalasemia yang rutin menjalani transfusi darah sejak usia 14 tahun, menjadi salah satu penerima manfaat kegiatan ini. Ia membagikan kisah perjuangannya kepada publik.
“Saya harus transfusi darah dua minggu sekali. Satu labu darah bisa memperpanjang hari-hari saya. Alhamdulillah, biaya transfusi ditanggung BPJS, tapi ongkos ke rumah sakit tetap menjadi tantangan,” ucapnya
Gina mengajak masyarakat untuk lebih memahami thalasemia yang merupakan penyakit genetik dan tidak menular. Pemeriksaan kesehatan pranikah menurutnya sangat penting untuk mencegah potensi turunan penyakit ini.
Gina juga mengapresiasi peran Komunitas Thalasemia Ciamis yang aktif mendampingi para penderita, di bawah kepemimpinan Nugraha.
“Komunitas ini terbuka bagi siapa saja penderita, keluarga, maupun masyarakat yang ingin menjadi bagian dari gerakan solidaritas,” pungkasnya (Nay Sunarti)