Dejurnal.com, Bandung – Kasus posirif Covid-19 di Kabupaten Bandung terus meningkat. Pertama kali muncul kasus virus corona di Kabupaten Bandung pada 17 Maret 2020 lalu, hingga 3 Desember 2020, terkonfirmasi positif Covid-19 sebanyak 2005 orang.
Demikian disampaikan Kasi Penanggulangan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung, Han Han Hasanah, ketika jadi nara sumber acara Ngawangkong Bari Ngopi yang diselenggarakan Bagian Humas dan Protokol Pimpinan Setda Kabupaten Bandung di taman Capetang, Komplek Pemda Bandung, Jum’at (4/12/2020).
Han Han menjelaskan, dari jumlah tersebut di atas, masih dalam perawatan sebanyak 681 orang, sembuh 1.261 orang dan 63 orang meninggal dunia. Yang meninggal dunia sebagian besar terjadi pada orang yang memiliki penyakit penyerta.
Penyakit penyerta, kata Han-Han yang paling banyak adalah penyakit jantung 34,2% kemudian 31,58% dari warga yang sudah memiliki potensi penyakit. “Masyarakat itu baru berobat setelah ada keluhan. Padahal, yang namanya hipertensi, diabetes, jantung penyakit tidak menular itu adalah pembunuh yang tidak terdeteksi,” katanya.
Jika ada yang tiba-tiba terkena serangan jantung, kata Han Han itu bukan tiba-tiba, sebenarnya itu sudah ada penyakitnya, tetapi tidak terdeteksi. “Nah jadi hati-hati, terutama yang usianya 40 ke atas, itu harus rajin-rajin cek kesehatan. Istilah kami itu adalah “Cerdik” jaga kesehatan secara berkala,” katanya.
Han Han menyarankan agar enyahkan rokok. Menurutnya masih banyak warga Kabupaten Bandung yang merokok, padahal Kabupaten Badung sudah punya Perda Nomor 13 tahun 2017 tentang kawasan tanpa rokok.
Han Han juga menyarankan untuk berolahraga minimal 30 menit dalam 1 hari. “Jadi dalam satu minggu itu minimal 150 menit aktivitas fisik, tidak harus berolahraga, boleh jalan kaki atau peregangan di kantor. Kemudian makanan sehat dengan gizi seimbang, lebih banyak makan sayur dan buah serta istirahat yang cukup,” terangnya.
Han Han menyayangkan, banyak masyarakat yang mengatakan bahwa Covid-19 ini rekayasa, dan ada yang mengatakan konspirasi. Bahkan ada tudingan bahwa dokter sudah meng-Covid kan pasien yang tak terpapar Covid. Padahal pihaknya di Dinkes Kabupaten Bandung tidak seperti itu.*** Sopandi