Dejurnal.com, Bandung – Baru berjalan 1,5 bulan, Sayaginet provider service sudah 300 pelanggan dan menghasilkan Rp 56 juta/ bulan. Ini pengakuan Nandar Kusnandar Kepala Desa Sayati, Kecamatan Margahayu, Kabupaten Bandung.
Nandar menuturkan, situasi sedang pandemi pemerintah Desa Sayati membuat terobosan bisnis provider internet untuk membantu kebutuhan warga terhadap internet: daring, jual beli, dan lain-lain.
“Tujuan awalnya tidak seratus persen ke profit. Karena: pertama internet yang dipasarkan relatif murah, selisihnya hampir 100 ribu dari provider lain,” katanya di kantornya, Senin (25/1/2021).
Meski murah, aku Nandar namun Sayaginet tidak murahan. Kwalitasnya bisa bersaing dengan provider lain. Dari bisnis ini juga ada insentif baik untik RT dan RW.
“Bahkan kita juga memberikan kelebihan yang lain yang nantinya bisa kita gunakan untuk pengalokasian perhatian terhadap petugas sampah. Kebutuhan wearpacknya, maupun kebutuhan kesehatannya. Sesuai dengan kampanye kita untuk membantu masyarakat,” terangnya.
Nandar menjelaskan, sebelum bisnis provider, ada langkah-langkah yang sudah dilaksanakan yakni memasang 29 titik Wifi gratis hampir di semua masjid di semua RW (17 RW) di Desa Sayati.
“Mudah-mudahan kalau pelanggannya semakin bertambah banyak kita tambah internet gratis ke masjid-masjid atau PAUD,” imbuh Nandar.
Sayaginet terang Nandar adalah unit bisnis dari Bumdes. “Bumdes itu punya PT yang menjadi unit bisnis. Pertama bisnis internet provider yang dinamai Sayaginet. Sayagi artinya sedia, atau bisa juga disebut Sayati Go Internasional,” katanya.
Nandar menambahkan, selain inovasi juga pemberdayaan kepada relawan-ralawan dimana masa pandemi ini perusahan banyak mem-PHK dan merumahkan yang sedang bekerja.
“Di momentum ini kita mempasilitasi kebutuhan warga.yang selama ini memang cukup mahal akan kebutuhan internet. Bayangkan kalau dalam satu keluarga itu semuanya penguna gadgate. Suami, istri, anak dua orang misalkan. Kalau kita menggunakan 10 GB bisa cukup untuk whashapp, facebook, tetapi kalau dipakai striming, youtobe, setiap hari dibuka segala macam tidak akan cukup. Bayangkan kalau misalkan satu orang 100 ribu, 4 orang itu sudah Rp 400 ribu,” jelasnya.
Unit bisnis yang kedua, lanjut Nandar terkait dengan exspertesing yang di dalamnya ada megatron, dan portal Simanews.com.
“Dari bisnis ini nanti hasilnya ada yang kembali ke masyarakat. Ke pembangunan yang tidak terakomodir dalam APBN atau APBD,”‘ katanya.*** Sopandi