Dejurnal.com, Cianjur – Ridwan Gusmawandi, pegawai PNS Kantor Kecamatan Sukaresmi jadi sasaran awak media lantaran ucapannya. Dia keseleo lidah karena menyebutkan adanya berita tak berbobot saat ditanyakan komentarnya tentang berita online mengenai atasannya.
Sebelumnya sempat jadi perbincangan munculnya berita bertajuk, Camat Sukaresmi Sekantor Dengan Istri, Siapa Bakal Dimutasi?. Kondisi tersebut setidaknya mempengaruhi suasana kinerja para pegawainya.
Wartawan senior, Endang Suryatna sempat bertemu dengan PNS yang selama ini dikenal dekat dengan Camat Sukaresmi Firman Edi. Tentu saja upaya jurnalis juga dilakukan dengan mencoba meminta tanggapannya.
“Kaget aja begitu saya mendengar kalimat, berita tidak berbobot. Sembari dia tegaskan agar omongannya tersebut disampaikan kepada penulisnya, ” katanya menjelaskan.
Kejadian tersebut rupanya mengundang keprihatinan Asosiasi Wartawan Profesional Indonesia (AWPI) Cabang Cianjur. Lantaran apa yang dikatakan oleh Ridwan tersebut tertuju kepada salah satu pengurusnya yang notabene penulisnya. Disamping itu kalau tidak disikapi akan jadi preseden buruk karena pernyataan tersebut sangat tendensius dan merendahkan wartawan.
“Kita ingin tahu apa maksudnya berita tidak berbobot dan indikatornya seperti apa makanya kita datangi ke kantor sembari audiensi, ” ujar Ketua DPC AWPI Cianjur, Dede Rohman.
Namun ia menyayangkan karena dari Ridwan tidak memberikan jawaban jelas dengan hanya meminta maaf tapi tidak jelas arahnya. Bahkan terkesan menyepelekan dengan mencari cari alasan setelah kalimat berita tidak berbobot itu diucapkannya.
“Di satu sisi Ridwan sudah minta maaf tapi disisi lain tidak mau memerinci maaf untuk apa. Dia menyebut kalimat itu tidak ditujukan untuk berita ataupun penulisnya, logikanya ini seperti mencari cari alasan saja, ” imbuhnya.
Sementara itu, Ridwan Gusmawandi menyampaikan permohonan maafnya kepada awak media. Ucapannya tersebut bersifat spontan dan tidak bermaksud menyudutkan beritanya maupun penulisnya.
“Sekali lagi saya mohon maaf kepada awak media maupun penulisnya. Untuk tulisannya saya pikir berbobot dan bermanfaat. Ucapan saya spontan untuk kata tidak berbobot itu sama sekali tidak bermaksud menyudutkan, ” imbuhnya.
Begitu disinggung, permohonan maaf itu apakah tertuju kepada tulisan tentang atasanya atau penulisnya. Ridwan seperti kebingungan dan tidak jelas arah jawabannya.
“Jadi kalimat itu bukan untuk berita maupun penulis. Hanya spontan saja, saya minta maaf,” dalihnya.***Rik/Arkam