Dejurnal.com, Bandung – Ketua Forum Komunikasi Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (FK-KBIH) Kab. Bandung KH. Sofyan Yahya, MA menerima ada pihak yang menuding tidak diberangkatkannya jemaah haji dalam dua musim ini karena antara Indonesia dan Arab Saudi ada masalah. Ada juga yang menuduh uangnya hilang.
“Tuduhan itu mengada-ngada, sangat tidak intelek. Sebab kalau sekarang jema’ah haji minta uang kembali, semua uangnya ada. Dan ketidakberangkatkan itu bukan masalah negara kita, ini masalah Arab Saudi. Kalau di Arab Saudi dibuka, kita tidak ada masalah. Mau diberangkatkan 1 juta orang, 500 ribu juga bisa,” kata KH. Sofyan seusai memberi sambutan pada acara Pembukaan Pembinaan Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umroh (KBIHU) se- Kabupaten Bandung Tahun 2021 di Pondok Pesantren Darul Ma’arif, Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung, Rabu (24/8/2021).
Karena salah satu alasan inilah, kata KH. Sofyan pembinaan KBIHU diadakan, sehingga apa yang menjadi tanda tanya masyarakat terjawab.
Alasan Arab Saudi tidak membuka kran jamaah calon haji Indonesia karena kondisi pandemi covid-19, Pimpinan Pondok Pesantren Darul Ma’arif ini menilai, masalah keberangkatan tidak ada hambatan di Indonesia, bukan masalah pemerintah, tapi masalah dunia.
“WHO betul-betul menekan seluruh negara. Tidak ada kemerdekaan, jadi provinsi aja. Artinya kita ga punya kebijakan, semua ditekan, diatur. Sebab seingat saya Pak Jokowi itu dulu sudah betul-betul cuek. Kita ingat pertama kasus corona di Whohan, sekarang ga ada apa-apa. Malahan sekarang ribut di kita, saling menjelekan, itu salah besar. Padahal bukan salah pemerintah, bukan salah kebijakan. Memang kenyataan dunia seperti ini,” beber KH. Sofyan.
Dengan kondisi sekarang, menurut KH. Sofyan ada dua kiblat yang hancur. Pertama kiblat demokrasi yang dibangga-banggakan para politisi Amerika . “Tapi begitu Donal Trum kalah berontak, ” katanya.
Kubu kedua, terang KH. Sofyan yakni Arab Saudi sebagai kiblatnya umat Islam dunia. “Ternyata sekarang tidak bisa dipakai rujukan. Alhamdulillah di kita masih bebas. Coba di Arab Saudi sekarang yang boleh juma’atan itu di Masjidil Haram, pengeras suara tidak boleh. Solat Tarawih di kita masih banyak dibiarkan oleh pemerintah, di Arab Saudi setengah jam harus sudah bubar,” pungkasnya.*** (Sopandi)