Dejurnal.com, Cianjur – Dikiranya persoalan kecil tidak akan menghambat kegiatan berikutnya. Anggapan Kepala Sekolah SMKN 1 Tanggeung Kabupaten Cianjur Drs. Yadi Setiady M. M diduga keliru. Justru karena menjual aset genteng sekolah tanpa prosedur menimbulkan persoalan serius.
Tadinya pihak sekolah menempuh memilih jalan menjual sekitar 10 ribu genteng sekolah karena bangunannya terancam ambruk. Daripada bermasalah lalu dipilih menjual dengan cepat di waktu malam hari.
Praktis ketergesa-gesaan itu menimbulkan kecurigaan berbagai kalangan.
“Kalaupun bangunannya rusak itukan sudah jadi aset sehingga tidak langsung main jual begitu saja. Persetujuan dari instansi terkait itukan harus ada dan jelas. Masak jual gentengnya malam hari, inikan jadi curiga,” ujar salah seorang saksi mata yang enggan disebutkan namanya.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana dan Prasarana SMKN 1 Tanggeung, Mimaryani membenarkan jika sekolah memilih menjual aset genteng untuk keperluan renovasi. Lantaran kekuarangan dana untuk memperbaiki bangunannya yang sudah hampir ambruk.
“Sebelum dilakukan penjualan memang kami akui kesalahannya karena belum meminta rekomendasi dari dinas terkait. Tapi pihak sekolah sudah membahasnya terlebih dahulu,” bebernya saat ditemui di ruangan kerjanya.
Dihubungi melalui sambungan telepon, Kepsek SMKN 1 Tanggeung, Drs. Yadi Setiady MM mengaku jika dirinya sudah melaporkan ihwal penjualan aset genteng tersebut. Hanya saja itu dilakukan dengan cepat karena menunggu jawaban yang relatif lama.
“Sudah kami laporkan terkait penjualan aset genteng ini secara lengkap. Jawabannya itu tidak langsung sedangkan di lapangan itukan pengen serba cepat,” timpalnya.
Terpisah Kepala Cabang Dinas (KCD) wilayah VI Disdik Jabar Endang Susilastuti melalui Kasubag Tata Usaha, Tapip mengaku jika pihaknya belum menerima informasi apapun tentang penjualan aset di sekolah tersebut. Disisi lain juga pihaknya tidak pernah memberikan persetujuan apapun.
“Gak mungkin pimpinan memberikan persetujuan semacam apapun. Kita malah belum dapat informasi apapun. Kita harus klarifikasi dulu apakah betul ada anggarannya. Kita akan panggil dulu dari pihak sekolah tersebut, karena kepseknya belum memberi laporan,” tandasnya.***Rik/Her