Dejurnal.com, Garut – Tokoh Pemuda yang juga Ketua Pemuda Pancasila Kecamatan Pameungpeuk, Elsa Wiganda ikut angkat bicara terkait adanya kejanggalan pemberian karcis atau tiket kepada pengunjung wisata Sayang Heulang.
“4 mobil diberi karcis parkir 2, 20 orang masuk diberi 4 tiket, hanya urusan lembar kertas saja, namun jika diamati lebih dalam memang jadi pertanyaan besar,” ujar Elsa Wiganda saat dihubungi dejurnal.com pasca ikut apel pengamana Nataru bersama Wakapolres Garut, Jumat (31/12/2021).
Menurut Elsa, akan tidak janggal jika pengunjung yang masuk ke wisata Sayang Heulang 20 orang maka tiket masuknya pun 20, mobil masuk 4 maka karcis parkirnya pun empat.
“Jika yang masuk 20 tiketnya diberi 4, terus yang 16 orang kenapa tidak diberi tiket, kan sama pengunjung, bukan siluman,” selorohnya.

Selaku putra daerah Pameungpeuk, Elsa Wiganda meminta hal ini menjadi perhatian Dinas Pariwisata Kabupaten Garut, utamanya dari akar persoalan kenapa hal ini bisa terjadi, karena kejadian seperti ini memang pernah beberapa kali terdengar.
“Kita semua tahu bahwa penjaga tiket yang ada di tempat wisata di sini adalah orang pribumi, pertanyaannya berapa penghasilan mereka sebulan? ada tidak yang mempertanyakan itu?” Tandasnya.
Elsa berkeyakinan putra daerah yang dipekerjakan di wisata ini penghasilannya kecil dan tak akan cukup untuk hidup sebulan. “Fakta itu jangan dipungkiri, wajar dan pantas jika kemudian ada kejanggalan kejanggalan,” ujarnya.
Disini, lanjut Elsa, peran pemerintah daerah terutama Disparbud Garut harus bisa memahami kondisi ini. “Tapi saya tak sepakat jika oknum yang berbuat curang dalam penarikan karcis, tapi saya minta akar persoalannya pun ditinjau,” ucapnya.
Elsa mendukung jika FPPG akan mengaudiensikan hal ini ke Disparbud Garut, agar manajemen di Wisata Sayang Heulang, Santolo dan yang lainnya pun ikut tertata dengan baik.
“Mari kita benahi wisata Sayang Heulang bersama jika ada kekurangan, jangan sampai kita warga Pameungpeuk seolah tutup mata, tidak ada apa-apa, tapi pengunjung dari luar Garut memiliki kesan jelek dengan perilaku oknum dan mereka kapok untuk berwisata ke Garut Selatan,” pungkasnya.***Red