Dejurnal.com, Garut – Walau dalam kondisi, Pandemi Covid -19, hampir setiap tahunnya Hari Jadi Garut ( HJG) selalu diperingati, tahun ini saja HJG yang ke -209, dikabarkan ada peningkatan jumlah pasien terpapar kasus Covid -19 (Omicron) di Kabupaten Garut. Acara tidak terhenti, hal tersebut terbukti dengan adanya Jiarah Kubur ke Makam Para Bupati Garut, bahkan seperti biasa menjelang HJG ada rapat Paripurna DPRD Kabupaten Garut.
Hal tersebut nampak sibuk baik petugas, pegawai, Unsur Pimpinan dan Anggota DPRD, bahkan beberapa Ornamen sudah mulai terpasang dan menghiasi Gedung Kantor Sekertariat DPRD Garut, tentunya rangkaian acara dan susunan pengisi acara dan tamu undangan sudah dipersiapkan, catering, seting panggung kursi, meja, bahkan pakaian Anggota dan Unsur Pimpinan DPRD, Pegawai Sekwan, begitu juga teknisi sound sistem dan ligthing, dan sebagai rangkaian penutup persiapan acara telah ada Gladi.
Luar biasa atas dedikasi dan semangat, tentunya sangat membutuhkan tenaga, pikiran serta anggaran yang tinggi dan besar, untuk mensukseskan acara. Hal tersebut agar tidak memalukan para tamu undangan dalam hajat besar HJG Ke-209 Kabupaten Garut, dan tentunya memerlukan konsentrasi yang tinggi demi suksesi acara tersebut.
Boleh sajalah, semua itu dilakukan hanya untuk menghibur diri, pasalnya para pegawai Sekretariat dan Anggota DPRD dirundung duka, atas wafatnya rekan sekantor, dan seperjuangan diakibatkan sakit dan adanya tekanan Pemeriksaan atas adanya dugaan kasus BOP -Pokir dan Reses DPRD Garut Periode 2014-2019, yang saat ini sedang ditangani Pihak Kejaksaan Negeri Garut, bahkan sampai saat ini tidak ada kata selesai. Terkait hal tersebut, berdampak kepada Kinerja Para Pegawai jadi tidak fokus dan kurang teliti.
Berdasarkan penelusuran Dejurnal.com, hampir beberapa tahun belakang ini saja, di depan Gedung DPRD selain tulisan plakat DPRD kotor tidak terawat dan gelap, pantas saja hurupnya banyak yang hilang dan dibiarkan begitu saja, taman tidak tertata dengan baik bak hutan kota, jika malam gelap, bahkan ada kabel yang semberawut dan melintang, tertutup oleh daun ranting dahan yang rindang, begitu memasuki gerbang masuk Gedung DPRD, sudah disuguhi sebuah Baligho yang besar semakin menambah nampak kumuh, pintu gerbang rusak dan begitu juga jika anda melihat kebawah ada paving blok rusak, dan jika melihat ke atas pos satpam ditumbuhi rumput tanaman liar.
Semakin masuk ke dalam halaman parkir utama, nampak masih terpangpang baligo atau spanduk yang menghiasi halaman dengan bersebelahan Ucapan Selamat HJG Ke-209. Semakin masuk halaman gedung teliti dengan seksama, Papan Nama Gedung, Fraksi dan Komisi DPRD, tiang bengkok dan reot, huruf dan tulisanya dibiarkan begitu saja, nilai estetika nyaris hilang.
Entah memang sengaja dan tidak mau peduli lagi dan sudah tidak ada lagi nilai kebanggaan seolah hidup segan mati tak mau, akibat diperiksa terus atas dugaan kasus BOP – Pokir dan Reses DPRD 2014 – 2019, apapun alasannya, Gedung DPRD kurang tertata dengan baik jauh daripada nilai estetika.
Sehingga wajar dan pantas mendapat sorotan tajam dari bebarapa kalangan, akankah ketidakpedulian ini akibat lebih mementingkan bagaimana caranya lepas dari jeratan hukum kasus dugaan BOP – Pokir dan Reses Periode 2014 – 2019?.***Yohannes