Dejurnal.com, Karawang – Ratusan paket pekerjaan di Bidang Jalan dan Jembatan Dinas PUPR Karawang diduga kuat sudah habis diobral oleh salah seorang Kabid, dimana sejumlah anggota DPRD sedang dalam penyelidikan Kejari Karawang soal dana aspirasi pokir dan saat ini sangat menyita perhatian publik dan jadi perbincangan para pemborong di Kabupaten Karawang.
Informasi yang dihimpun dejurnal.com menyebutkan, sejak dipanggilnya sejumlah anggota DPRD atas dugaan penyalahgunaan dana pokir yang dipanggil dan dimintai keterangan dari unsur pimpinan dan anggota DPRD, pemborong dan pejabat PUPR serta elemen lain yang berkaitan dengan proyek aspirasi atau pokir DPRD namun irionisnya sudah hampir 3 bulan penyelidikan dugaaan kasus tersebut statusnya belum meningkat ke penyidikan.
Padahal infomasinya pihak Kejari sudah turun langsung memeriksa sample pekerjaaan proyek pokir di 30 Kecamatan se Kabupaten Karawang. Entah kapan kasus ini di gelar perkaranya di Kejati dan apa kendalanya sehingga statusnya masih tahap penyelidikan.
Akibat statusnya belum meningkat ke penyidikan, sehingga diduga dimanfaatkan beberapa pejabat PUPR dan dikabarkan ratusan paket proyek pokir diduga sudah dijual belikan oleh salah satu Kabid di dinas PUPR Karawang.
Terkait hal itu, Kepala Dinas PUPR Dedi Achdiat membenarkan dirinya dan bawahannya Kabid Jalan dan Jembatan Haerul dipanggil Wabup Aef Saefullah dan Sekda Acep Jamhuri atas raibnya ratusan paket proyek Penunjukan Langsung (PL) yang diduga sudah dijual belikan dalam situasi penyelidikan Kejari.

“Iya Haerul dan saya juga sudah dipanggil menghadap ke pak Wabup dan Sekda namun untuk masalah ratusan paket pokir DPRD yang diduga sudah habis di jual belikan saya tidak tahu menahu,” terangnya.
Menurut Kadis, karena di PUPR ada beberapa Kabid namun untuk Kabid Jalan dan Jembatan jarang mengkordinasikan hal itu. “Kita liat aja nanti siapa yang menjual belikan paket pokir lambat laun nanti juga ketahuan apalagi Wabup dan Sekda Sudah turun tangan,” ungkap Dedi Achdiat.
Sementara itu, Kabid jalan dan jembatan Haerul ketika hendak dikonfirmasi selalu tidak ada di kantor bahkan telepon selulernya selalu tidak aktif.***RF