deJurnal.com, Sumedang – Quantity Maggot di Kabupaten Sumedang terus meningkat, hal itu bisa dilihat dari quantity hasil Maggot yang jumlahnya cenderung meningkat.
“Sejak budidaya Maggot dikelola para pegiat tahun 2020 trend nya cenderung meningkat, hal ini bisa diukur dari jumlah sampah organik yang bisa diselesaikan di Dinas LHK Sumedang”, ujar Cecep Joehari, Ketua Forum Maggot Kabupaten Sumedang, saat dijumpai di Kantor Dinas LHK, Kamis (3/11/2022).
Sejak tahun 2019 hingga tahun 2021, tambah Cecep Joe, sampah organik bisa diselesaikan 1,7 ton dan target hingga Desember 2022 ini bisa diselesaikan kurang lebih 20 ton.
“Dan untuk Maggot, dari 20 ton sampah organik tadi bisa dihasilkan 2 ton, artinya 10% dari 20 ton tadi”, jelasnya.

Untuk pegiat Maggot di Kabupaten Sumesang jumlahnya ada 200 orang, dan mereka masing – masing budidaya mandiri di rumah nya.
“Harga eceran Maggot kini Rp 7000 per kilogram dan ini lebih murah dari harga pakan ternak hewan konvesional”, ucapnya.
Untuk market Maggot jangan khawatir karena Maggot dibeli oleh peternak ayam dan ikan yang ada di Kabupaten Sumedang. Tapi kini ada juga pembeli dari luar Kabupaten Sumedang, diantaranga dari Kabupaten Subang, Majalengka dan Bandung.
Potensi market Maggot sangat besar maka kepada komunitas pegiat Maggot Kabupaten Sumedang jangan khawatir kehilangan pasar.
” Terus tingkatkan kemampuan mengelola Manggot agar hasinya terus meningkat”, pungkas nya.
Dinas Lngkungan Hidup dan Kehutanan ( DLHK) Kabupaten Sumedang, melalui Bidang Persampahan mengakui bila Maggot memang sangat membantu mereduksi sampah organik, sisa – sisa makanan sampah rumah tangga.
“Maggot sangat membantu mengurangi sampah organik di Kabupaten Sumedang ini. Dan diketahui selama ini penyumbang sampah terbanyak dari sampah rumah tangga atau sampah organik dapur ( SOD). Selain itu juga sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga seperti sampah dari hotel, yang bisa langsung dikonsumsi oleh Maggot “, ujar Iwan Gustiawan, Penyuluh Lingkungan Hidup Ahli Muda, pada Dinas LHK Kab. Sumedang, diruang kerjanya, Kamis (3/11/2022).
“Kedepan Manggot bisa dijadikan solusi utama dalam upaya membantu mewujudkan lingkungan bersih selain upaya lain yang dilakukan”, tukasnya.***Jecky EPSA