Dejurnal.com, Garut – Pernyataan Bupati Garut terkait naiknya kembali kasus Covid19 disikapi serius oleh berbagai pihak utamanya jemaah haji. Pasalnya, pernyataan itu tentu akan sangat berdampak luas.
Diketahui, Bupati Garut selaku Kepala Daerah sekaligus Ketua Satuan Gugus Tugas (Kasatgas) telah memerintahkan masyarakat untuk mematuhi Protokol Kesehatan (Porkes), dengan adanya 21 warga terkonfirmasi positif, hal itu disampaikan Bupati Garut Rudy Gunawan pada Jumat (28/04/2023).
Apa yang disampaikan Bupati Garut kurang mendapat respon baik dari publik karena tidak berbanding lurus dengan fakta di lapangan. Salah satu contoh saat kunjungan Anies Baswedan ke Kabupaten Garut pada hari Senin (01/05/ 2023) di Gedung Intan Balarea nampak tumpah ruah tanpa prokes, demikian jegitu juga di Kantor Bupati, Wakil Bupati, Sekda serta dilingkup kerja Setda dan SKPD Pemda Kabupaten Garut tidak ada lagi fasilitas hand sanitizer.
Kekhawatiran dan rasa waswas juga muncul pada jemaah haji yang sedang melaksanakan bimbingan manasik haji di Hotel Harmoni, bahkan salah satu calon jamaah haji sempat kaget atas adanya informasi tersebut dan dirinya malah jadi bingung.
“Jujur saya baru dapat informasi ini, duh kalau benar Covid meningkat di Garut, kami semua bisa tertunda lagi dong ya kan, tadi sudah disampaikan jadwal pemberangkatan tanggal 24 Mei 2023, kok bisa yah, aneh dech,” tandasnya.
Diperkirakan, tahun ini calon jemaah haji dari Kabupaten Garut yang akan menjadi tamu Allah ke Baitullah sekitar 1900 orang dengan jadwal pemberangkatan pada tanggal 24 Mei 2023.
Lantas ketika kasus covid naik lagi sebagaimana pernyataan Bupati Garut, haruskah keberangkatan jemaah haji tertunda lagi seperti yang dikhawatirkan salah satu calon jemah haji?***Yohaness