Dejurnal.com, Bandung – Keluarga besar bani Muhammad Thayyib bin Muhammad Thahir -Siti Jenab menggelar Tepung Lawung ke 32 di Desa Sadu Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung, Selasa (2/4/ 2025).
Tepung lawung atau silaturahmi ini rutin digelar setiap tahun. Setiap tahun juga tempatnya tidak berpindah. Dari 32 tahun itu hanya sekali digelar di luar Sadu Soreang, di salah satu anak M.Thayyib (Dewi) yang tahun kemarin wafat.
Ketua Pelaksana Tepung Lawung ke 32 Keluarga Besar Muhammad Thayyin Bin Muhammad Thahir & Jenab, Heri Ale menyebut perintis kegiatan silaturahmi atau tepung lawung ini Hj. Halimah (salah satu cucu M.Thayyib, anak Dewi). Kemudian didukung dan diteruskan oleh keluarganya di antaranya Maman, Leman Sulaeman, dan Wawan Karnawan sebagai generasi yang sudah senior. Mereka sekarang menurunkan ke generasi seterusnya.
Heri sebagai generasi muda menyebutkan, tidak mudah meneruskan 32 tahun. “Jadi apresiasi ke senior yang berjuang terus supaya kegiatan tepung lawung berjalan terus,” kata Heri.
Menurut Heri, sepama 32 tahun kegiatan tepung lawung atau silaturahmi keluarga awarga bani Thayyib mungkin ada yang menganggap begitu-begitu saja, tapi kata Heri, seperti solat dan puasa begitu-begitu saja. Menurutnya begitu lah yang disebut ibadah. Begitu pun dengan silaturahmi menjadi ibadah.
Tepung Lawung ke 32 Kukawarga Besar Muhammad Thayyib Bin Muhammad Thahir & Siti Jenab taun ini tidak béda dari tahun sebelumnya diisi oleh tausiah. Tahun ini yang menyampaikan tausiah yakni Awan Patriswana, yang juga salah satu keluarga M. Thayyib. Awan menyampaikan tausiah tentang pentingnya silaturahmi dan kewajiban sholat.
Selain itu ada pemberian cinderamata kadeudeuh kepada sesepuh atau generasi pertama M.Thayyib yang masih hidup. Ada doorfrize, musyafahah diteruskan ramah-tamah.
Sebelumnya, Leman Sulaeman membacakan silsilah keluarga M.Thayyib yang sampai tahun sekarang dari anak, menantu, cucu, buyut, dan cicit jumlahnya sampai 500 orang.
Acara juga diisi oleh berbagai perlombaan untuk anak-anak. Di antaranyaa lomba azdan, lomba pidato, lomba hafalan Qur’an surat pendek, lomba mewarnain gambar, dan omba yang lainnya.
Muhammad Thayyib hidup tahun 1914- 1979
Muhammad Thayyib hidup tahun 1914-1979. Tinggal di Kecamatan Margahayu. Ia delapan bersaudara anak kedua. Kaka pertama Aki Ongen tinggal di Pasawahan Margahayu. M. Thayyib punya adik Nini Iti tinggal di Pangarang Bandung, Nini Encuk tinggal di Pasawahan – Margahayu, Aki Ana di Lembur Pasawahan Margahayu, Aki Ukri – di Sayati Lama Margahayu, Aki Asih/ Nini Ukur – Sayati LamaMargahayu, dan Aki Emed/ Nini Anah -Sayati Lama Margahayu.
Muhammad Thayib memiliki 8 anak : 1. Oen Eppendi istri Imas Nana (almh) / Ma Enah tinggal di Sayati Hilir Margahayu. 2. Syahro / Iti tinggal di Sayati Margahayu, 3. Dewi / Idir tinggal di Sadu Soreang, 4. Hasan Waro’i / Euis Juariah – Sayati Lama Margahayu, 5. Entim Hotimah – Oking – Sayati Lama Margahayu, 6.Iya Wibisana -Yuyu .S/ Nanai- Sayati Lama -Margahayu, 7. Sukanda – Sumiyatu- Sayati Lama Margahayu, 9. Syarif Hidayata- Iroh / Susilawati- Sayati Lama Margahayu.
Patepung Lawung Kulawarga Besar Muhammad Thayyib kali ini di isi juga dengan. lomba azdan, Lomba pidato, Lomba Membaca Qur’an surat pendek, dan lomba mewarna.* Sopandi