Sabtu, 18 Mei 2024
BerandadePrajaParlementariaSeluruh Anggota Legislatif Serta Pegawai Sekretariat DPRD Garut Dirapid Test

Seluruh Anggota Legislatif Serta Pegawai Sekretariat DPRD Garut Dirapid Test

Dejurnal.com, Garut – Rapid Test Covid-19 ini bukan diagnostik, tetapi sebagai alat untuk mengetahui adanya antibody saja dari seseorang yg pernah/sedang terpapar virus Covid 19. Test ini juga dipakai ccreening / seleksi bagi orang yang pernah atau sedang kontak dengan virus.

Pemeriksaan ini sangat membantu dalam memutus mata rantai penularan Virus Corona akhirnya Sekretariat DPRD melakukan Rapid Test kegiatan dipusatkan diruang Utama Paripurna DPRD Kab. Garut, bekerjasama dengan Puskesmas Mekarwangi Kec. Tarogong Kaler Kab. Garut dibawah Kepala Puskesmas dr. Hj. Nia Soniawaty kapus dan dr. Cecep Lukmanul Hakim sebagai dokter Fungsional. Garut, Jumat (15/05/2020).

Sementara Kepala Sekretariat DPRD Garut, Dedi Mulyadi, saat memantau situasi dan kondisi di lingkup halaman Sekretariat DPRD mengatakan, kegiatan rapid test merupakan sebuah upaya dalam pencegahan penyebaran dan antisipasi Covid -19 dilingkup kerja SKPD DPRD Kab. Garut.

“Alhamdulillah semua 100 orang telah melakukan rapid test yang mana 50 anggota DPRD dan 50 pegawai kesekretariatan. Kita Sekretariat DPRD Kab. Garut telah mengajukan sebanyak 100 orang untuk dilakukan rapid test termasuk seluruh pegawai yang ada di Setwan,” Ungkapnya.

Lebih lanjut Dedi Mulyadi mengatakan, proses rapid test dilakukan di dua tempat, yang pertama di gedung DPRD dan Labkesda Garut.

“Yah tadi yang dilakukan disini ada 86 orang dan masih ada yang menyusul ke langsung ke Labkesda,” katanya.

Menurut Aji Kurnia salah satu Anggota DPRD saat di temui di ruang Rapid Test dirinya mengatakan sambil memperlihatkan hasil Rapid Test.

“Alhamdulillah hasil Rapid Tes saya, tidak reaktif ini datanya, ini salah satu upaya pencegahan penyebaran Virus Covid -19 di DPRD, dan Alhamdulillah berjalan lancar,” Jelas Aji dari FPKB DPRD Kab. Garut

Sementara menurut Sekertaris Dinkes Kab. Garut yang langsung memantau jalannya acara Rapid Test di DPRD Kab. Garut mengatakan bahwa Rapid Test bukan segalanya tapi bisa jadi awal segalanya, pasalnya Rapid Test bukan Pemeriksaan Diagnostik tapi hanya Screening untuk mengetahui antibody.

“Untuk Covid-19 adalah Real Time-PCR (RT-PCR) melalui Swab / Usapan Tenggorok. Hasil positif (+) pada Rapid Test tidak serta-merta seseorang sebagai Penderita Covid-19, mesti diikuti dengan RT-PCR. Ini penting untuk menghindari stigmatisasi ditengah masyarakat kepada yang RAPID-TEST (+),” Jelasnya.

Lanjut Sekdis Kesehatan, Hasil negatif pada Rapid Test, bukan berarti bebas Covid19. Bila perlu diulang kembali setelah 10 hari. Bila Negativ (-) bebas Covid19. Bila (+) diikuti pemeriksaan RT-PCR. Baik yang positif maupun yang negatif tetap prosedur isolasi / karantina diri, karena yang diperiksa adalah hanya mereka yang secara surveilans dianggap ada keterkaitan dengan Covid-19.

“Seperti kasus kemarin terkait hasil Rapid Test, yang menyatakan ada 6 ASN dan 1 Wartawan hasilnya Reaktif, kita harus fahami juga, sekali lagi bukan data hasil itu tidak Valid atau alat Rapid Test yang salah atau yang tidak bagus, akan tetapi alat Ravid Test memungkinkan bisa mendeteksi virus lainnya, jenis virus kan banyak,” Ujarnya.

Ia menambahkan, bisa saja belum terbentuk antibodynya, maka sebaiknya memang harus dilakukan dua kali gitu, kalau cek sekarang tunggu hasil tujuh hari, baru kemudian sepuluh berikutnya di cek lagi memang harus seperti itu, bisa jadi akurasi negatif ternyata reaktif padahal sebetulnya belum tentu, kalau baru terinfeksi itu kan non reaktif “.

“Maksud saya kalau sesorang hasil Rapid Test Non Reaktif jangan terlalu tenang juga, dan begitupun yang reaktif jangan stress, soalnya Positif Covid-19 itu bisa saja terdeteksi reaktifnya dari virus lainnya, kita tetap harus menjaga steril isolasi meskipun virus lainnya, makanya diharap masyarakat untuk berkata Jujur makanya saat petugas menanyakan Keluhan, riwayat Sakit, juga riwayat perjalanan, telah berpergian kemana Saja, kejujuran anda telah membantu kita semua dan kebohongan menyebabkan malapetaka,” Pungkasnya.

Namun sangatlah disayangkan bahwa Tim Medis tidak menjelaskan bahwa salah satu diantara peserta ada yang reaktif berdasarkan hasil Rapid Test, dan langsung melakukan isolasi mandiri. ***Yohaness

Anda bisa mengakses berita di Google News

Baca Juga

JANGAN LEWATKAN

TERPOPULER

TERKINI