Dejurnal.com, Bandung – Ketua Fatayat NU Kabupaten Bandung Susanti, S.Pd mengatakan, salah satu program Fatayat NU Kabupaten Bandung yang digagas 4 tahun silam, di masa kepemimpinan sebelum dirinya, yaitu program “Perempuan Kawal JKN”.
Susanti terpilih jadi Ketua Fatayat NU Kabupaten Bandung masa bakti 2025-2030. “Jadi saya baru diamanahi program Perempuan Kawal JKN yang dilakukan dari 4 tahun kebelakang, sekarang sudah closing,” kata Susanti di Soreang, Rabu (6/8/2025).
Susanti menuturkan program “Perempuan Kawal JKN” adalah inisiatif kolaborasi antara Fatayat NU dan AKATIGA Pusat Analisis Sosial yang bertujuan untuk meningkatkan akses dan kualitas layanan kesehatan bagi masyarakat miskin, khususnya melalui pendampingan dalam program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Program ini didukung oleh The Global Partnership for Social Accountability (GPSA) dari Bank Dunia.
Kader-kader Fatayat NU dalam program Perempuan Kawal JKN ini kata Susanti akan menyosialisasikan bentuk kolaborasi yang dinamakan Pesiar: petakan, sisir, advokasi, dan registrasi, dengan lokus daerah tertentu.
Kepala Bagian Kepesertaan BPJS Cabang Soreang Dikdik Sadikin mengatakan, Fatayat NU sebagai liding sektor dari tindak lanjut kegiatan yang saat ini dilaksanakan oleh bank dunia bekerja sama dengan AKATIGA JKN.
” BPJS sendir dari tingkat pusat itu ada 8 wilayah di kabupaten/ kota secara nasional, dan Kabupaten Bandung salah satu pilot projek dimana BPJS kesehatan bekerjasama dan kolaborasi dengan Fatayat NU Kabupaten Bandung terkait dengan perluasan agen Pesiar,” katanya.
Dikdik menjelaskan, bahwa Fatayat ini nantinya bergerak membantu meningkatkan cakupan kepesertaan JKN BPJS kesehatan di Kabupaten Bandung.
“Jadi nanti peran dari teman-teman Fatayat NU ini akan melakukan sosialisasi dan merekrut masyarakat yang memang belum tercover dalam program JKN. Baik itu yang pendaftaran baru maupun mereka yang menunggak iuran.
Jadi Fatayat NU itu sebagai kepanjangan dari BPJS Kesehatan,” kata Dikdik.
Saat ini kader Fatayat NU yang sudah bekerja sama dengan BPJS Kesehatan, kata Dikdik ada 36 agen Pesiar yang nanti akan difokuskan di 6 desa di wilayah Kabupaten Bandung seebagai pilot projek pertama.
” Nanti masing -masing agen Pesiar ini akan dibekali dengan identitas, atribut sebagaai agen BPJS Kesehatan sehingga nanti mereka akan dikenal masyarakat sebagai kepanjangan tangan BPJS Kesehatan,” katanya.
Dengan adanya kader Fatayat NU, masyarakat tidak perlu ke kantor BPJS jika mau mengurus kepesertaan , cukup melalui agen Pesiar Fatayat NU, mereka dengan mudah dilayani terkait kepesertaan BPJS Kesehatan.
Dikdik menyebut, program ini baru berjalan, untuk Fatayat NU per tanggal 18 Juli 2025. “Kemudian kita melakukan pembekalan dulu sampai akhir bulan , dan insya Allah di awal Agustus ini mereka sudah bergerak untuk menyosialisasikan kepada masyarakat,” katanya.
Menurut Dikdik karena Fatayat NU sebagai pilot projek jadi belum ada targét berapa yang bisa direktrut.” Tapi ada evaluasi nanti setiap bula berapa yang berhasil direkrut oleh masing-masing agen Pesiar sehingga angka tersebut nanti secara perjanjian kerja sama akhir tahun nanti akan diberitahukan untuk target di 2026.* Sopandi