Dejurnal.com , Garut – Upaya membangun budaya literasi di Kabupaten Garut terus digalakkan oleh berbagai pihak, baik dari unsur pemerintah daerah, lembaga pendidikan, hingga komunitas masyarakat.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip (Dispusip) Kabupaten Garut, H. Totong menyebutkan salah satu gerakan yang menjadi ujung tombak dalam kampanye literasi adalah Gerakan Gemar Membaca, yang kini terus tumbuh dan menyebar ke berbagai pelosok desa di Garut.
“Gerakan ini bukan sekadar program seremonial, melainkan sebuah ikhtiar berkelanjutan yang dibangun dengan kesadaran kuat akan pentingnya literasi dalam menghadapi tantangan zaman,” tandas Totong pasca menjadi narasumber Pemberdayaan Minat Baca di Kampus IPI Garut, Sabtu (2/8/3025).
Menurutnya, dalam beberapa tahun terakhir, sudah ada 38 perpustakaan desa dan taman bacaan masyarakat (TBM) yang mendapat bantuan buku serta sarana pendukung lainnya seperti rak buku, lemari, dan pojok baca. Setiap TBM bahkan mendapat dukungan hingga 1000 buku bacaan yang beragam.
“Gerakan ini juga mulai merambah ke perusahaan desa, rumah ibadah, puskesmas, pondok pesantren, dan bahkan perguruan tinggi” ujarnya.
H. Totong mengatakan, inovasi dilakukan juga lewat program spot baca keliling dan mobil perpustakaan. Hal ini agar literasi tidak hanya terpusat di kota, tapi menjangkau hingga desa-desa yang tersebar di 421 desa dan kelurahan di seluruh 42 kecamatan Kabupaten Garut.
“Kami ingin membentuk budaya membaca yang kuat, karena dari membaca kita bisa terhindar dari banyak persoalan sosial, seperti judi online, pinjaman online ilegal, dan disinformasi,” ujarnya
H. Totong menegaskb bahwa literasi bukan hanya soal bisa membaca dan menulis, tetapi juga membangun kemampuan berpikir kritis dan bijak dalam mengambil keputusan. Generasi muda—terutama pelajar dan mahasiswa—diimbau untuk membiasakan membaca secara rutin.
“Harapannya, mereka mampu membaca minimal satu buku per minggu, dengan bahan bacaan yang sesuai usia dan jenjang pendidikan mereka, mulai dari SD, SMP, hingga perguruan tinggi,” katanya
Dalam dua tahun terakhir, lanjut Kepala Dispusip, Kabupaten Garut mencatatkan capaian positif. Tahun 2024 saja, sebanyak 35 desa telah mendapatkan bantuan untuk pengembangan pustaka desa dan TBM, sementara 15 lainnya akan menyusul.
“Ada pula desa yang berhasil meraih prestasi sebagai juara 3 tingkat Jawa Barat dalam pengembangan literasi desa, sebuah bukti bahwa langkah kecil yang konsisten bisa membawa dampak besar,” ungkapnya
Meskipun sarana dan prasarana masih menjadi tantangan—terutama dalam hal mobilisasi perpustakaan keliling—komitmen untuk menumbuhkan budaya membaca tidak surut. Pemerintah kabupaten, melalui kerja sama dengan perpustakaan nasional dan provinsi, terus mengupayakan perluasan akses bacaan, baik buku fisik maupun digital.
“Tujuan akhirnya adalah peningkatan Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM) dan Tingkat Kegemaran Membaca (TGM). Penilaian literasi pun kini mencakup sekolah, kampus, rumah ibadah, hingga komunitas masyarakat. Semakin tinggi literasi, semakin besar pula peluang daerah untuk berkembang secara sosial dan ekonomi.
Gerakan Gemar Membaca ini adalah sebuah investasi jangka panjang. Sejarah telah membuktikan bahwa bangsa-bangsa dan tokoh-tokoh besar lahir dari tradisi membaca yang kuat. Maka, membangun Garut yang cerdas, kritis, dan berdaya saing tinggi, hanya bisa dimulai dengan satu langkah sederhana yaitu membaca.**Willy