Dejurnal.com, subang- Desi Diana merupakan purna Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang mendirikan komunitas Purnama Subang. Desi berasal dari kampung yang berlokasi di Dusun Sukamaneh RT.002 RW.003 Desa Jati Reja Kecamatan Compreng Kabupaten Subang Jawa Barat.
Dulu Desi pernah berkuliah di Denpasar Jurusan Akbid lalu bekerja di luar negri dan setelah pulang dari luar negri dia mencoba membuat pot bunga dari popok lalu, bertemu dengan pak Wazirul Lutfi berhubung dia punya keahlian bahasa Mandarin dan punya sekil dalam kerajinan tangan di situ ia bertemu dengan pihak Pertamina EP Zona 7 Subang Field.
Dari ketekunan, kegigihan dan ketangguan seorang perempuan ia tetap menyala dalam menjalankan kreativitas kerajinan tangan.
“Berbekal dari dukungan Pertamina EP Zona 7 Subang field para purna karya pekerja migran di Kabupaten Subang, menginisiasi program pemberdayaan masyarakat, yang menaungi kegiatan kerajinan tangan seperti makrame terbuat dari serat daun nanas,makrame tali, melukis,kawat bulu serta kemahiran dalam berhasa asing diantaranya bahasa jepang, inggris dan Mandarin.” Ujar Desi Diana, saat ditemui dejurnal.com, Kamis (4/9/2025)
Lebih lanjut ia menjelaskan nama Purnama Subang, Ini merupakan singkatan dari Purna Pekerja Migran Indonesia. Berdaya Menjaga Lingkungan Bersama Subang,sedangkan Sekar itu singkatan dari Sekolah Kreativitas anak dan Remaja.
Hal senada di katakan oleh Samhani tenaga Pengajar bahasa jepang tujuan utama dari program Purnama Subang yakni menciptakan lapangan pekerjaan berbasis potensi lokal sebagai pusat informasi dan pelatihan pekerja migran, para Purna Pekerja Migran Indonesia (Purna PMI) diharapkan mampu berkontribusi signifikan dalam pemberdayaan masyarakat lokal.
Dalam belajar bahasa asing di antaranya bahasa jepang bagi masyarakat compreng bisa belajar dan latihan disini pendaptaran gratis hanya saja bayar iuran perbulan cuman 200.000 itu dalam belajar bisa seminggu dua kali atau tiga kali belajar.
Slamet Haryadi sebagai pengelola sekolah Nonformal Sekar ( sekolah kreativitas anak dan remaja ) yang berlokasi di Kp.Sukaseneng RT.028 RW.008 Desa Compreng Kecamatan Compreng Subang mengatakan bahwa
Purnama Subang turut menjadi wadah advokasi dan pemberdayaan bagi para Purna PMI. Sahabat Purnama aktif memberikan edukasi mengenai proses menjadi pekerja migran yang aman, legal, dan sesuai prosedur. Dengan demikian, masyarakat yang berminat merantau ke luar negeri tidak terjebak dalam penipuan atau eksploitasi perdagangan manusia.
Wazirul Luthfi (Head of Comrel & CID PT Pertamina EP Zona 7 Regional 2 Jawa mengatakan bahwa sejak diinisiasi tahun 2022, pihaknya terus memperluas cakupan program Purnama Subang dengan kolaborasi bersama jejaring advokasi pekerja migran melalui pembentukan Sahabat Purnama di tingkat kecamatan, sehingga ekosistem pelayanan terpadu dapat diwujudkan.
Senior Manager Pertamina EP Subang Field, Ndirga Andri Sisworo dan Head of Communication, Relation & CID Pertamina EP area Jawa Bagian Barat, Wazirul Lutfi mengatakan, tidak sedikit masyarakat yang masih berpikir bahwa bekerja sebagai migran, maka mereka bisa dengan cepat mengumpulkan uang. Akan tetapi, begitu mereka pulang ke Indonesia, tabungan dan aset yang mereka hasilkan selama di luar negeri dengan cepat menguap.
“Kalau motivasi mereka untuk bekerja di luar negeri tetap besar, minimal mereka harus memiliki keahlian khusus sehingga mereka punya lebih banyak opsi untuk mendapat pekerjaan yang layak,” kata dia.
Dalam hal ini, Pertamina EP turut memberikan pelatihan literasi bahasa Inggris,jepang dan Mandarin untuk meningkatkan kelas para pekerja migran agar lebih mudah berkomunikasi sehingga meminimalisir penipuan kerja.
Lebih lanjut, Pertamina EP juga memberikan pendampingan psikososial atau berbagi pengalaman antara Purna PMI dan masyarakat dalam mencari solusi dari permasalahan yang pernah dialami pekerja migran.
“Kami menyediakan aplikasi SAPA Migran sebagai layanan edukasi luring agar bisa menjangkau masyarakat yang lebih luas,” Pungkas Wazirul.***Asep